PPU

Gunakan Paket Teknologi Biotani, Panen Padi Perdana di Desa Bangun Mulya Diperkirakan Capai 3,5 Ton per Hektar

Kaltim Today
01 Maret 2021 21:19
Gunakan Paket Teknologi Biotani, Panen Padi Perdana di Desa Bangun Mulya Diperkirakan Capai 3,5 Ton per Hektar
Panen perdana yang dihadiri oleh Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Hamdam.

Kaltimtoday.co, Penajam – Wakil Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Hamdam hadir di tengah warga Bangun Mulya, Kecamatan Waru saat acara panen perdana. Acara bertajuk Panen Perdana bersama Bupati dan Wakil Bupati PPU dengan penerapan paket teknologi biotani tersebut digelar pada Senin (1/3/2021).

Acara panen perdana menandai bahwa masa panen padi di PPU telah dimulai. Acara dibuka dengan prosesi pemotongan padi secara simbolis oleh Wakil Bupati PPU, Hamdam didampingi perwakilan Dinas Pertanian (Distan) PPU, Kodim 0913/PPU, Direktur Utama PT Biota Grup Muhammad Ali, Pemerintah Desa, dan perwakilan petani.

Hamdam mengatakan, petani di Desa Bangun Mulya yang mengaplikasikan paket teknologi biotani yang berbasis bahan organik dapat membuat tanaman padi tumbuh dengan lebih baik dan meningkatkan hasil panen petani. Setelah dihitung secara matematis dari sampel padi, diperkirakan hasil panen bisa mencapai 3,5 ton per hektar. Pihaknya juga berharap, kehadiran pupuk organik bisa dijadikan alternatif utama petani di saat ketersediaan pupuk langka.

“Dengan petani di Bangun Mulya mencoba mengaplikasikan paket dari teknologi biota yang berbasis organik ini, Alhamdulillah seperti yang kita saksikan hasil panennya bagus. Kehadiran pupuk ini sudah bisa membantu persoalan yang dihadapi petani selama ini, terutama pada saat kelangkaan pupuk di pasar,” tutur Hamdam.

Setelah dihitung secara matematis dari sampel padi, diperkirakan hasil panen bisa mencapai 3,5 ton per hektar.
Setelah dihitung secara matematis dari sampel padi, diperkirakan hasil panen bisa mencapai 3,5 ton per hektar.

Kondisi kesuburan tanah merupakan hal penting bagi lahan pertanian, maka dari itu pupuk organik bisa dijadikan pilihan selain pupuk kimia. Sebagaimana diketahui, jika penggunaan pupuk kimia dilakukan secara berlebihan, bisa menimbulkan dampak yang justru merusak kesuburan tanah itu sendiri.

“Itu juga untuk keberlangsungan jangka panjang dari lahan pertanian kita, tentu pupuk organik akan memberi solusi atau membantu meningkatkan kesuburan tanah,” ujarnya.

Muhammad Ali, Direktur Utama PT Biota Grup mengatakan, ada empat keunggulan dari pupuk organik, pertama yaitu ramah lingkungan. Kedua, biaya lebih murah karena per hektar hanya membutuhkan Rp 1,3 juta yang biasanya bisa mencapai Rp 3 juta. Keunggulan ketiga yaitu mudah dilaksanakan oleh petani, karena unsur pupuk dan pestisida sudah digabung, dan terakhir ada jaminan produksinya.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Distan PPU Iswan Padda menyampaikan, kuota pupuk subsidi dari pemerintah tahun ini untuk PPU memang belum mencukupi kebutuhan petani, bahkan realisasi dari pusat hanya sekitar 20 persen dari kuota yang diusulkan. Pihaknya menilai kehadiran pupuk organik bisa membantu kebutuhan pupuk para petani.

“Perlu diketahui bahwa kuota pupuk subsidi tidak mencukupi kebutuhan petani, semisal saja 2021 ini mungkin sekitar 20 persen saja dari kuota yang diusulkan. Dari kegiatan seperti ini, saya kira itu sangat membantu pemerintah untuk mencukupi kebutuhan pupuk di kalangan petani,” jelas Iswan.

Selanjutnya, pengadaan pupuk organik akan diupayakan di masa mendatang oleh Pemkab PPU, tentunya dengan komunikasi yang baik dengan dinas dan para pemangku kepentingan terkait. Masyarakat, terkhusus petani tentunya selalu mengharapkan keputusan terbaik dari pemerintah guna memaksimalkan hasil pertaniannya.

[ALF | RWT | ADV DISKOMINFO PPU]



Berita Lainnya