Politik

Hasil Survei TBRC di Pilgub Kaltim 2024: Rudy Mas'ud-Seno Aji 52,8%, Isran Noor-Hadi Mulyadi 34,1 %

Kaltim Today
03 Oktober 2024 14:43
Hasil Survei TBRC di Pilgub Kaltim 2024: Rudy Mas'ud-Seno Aji 52,8%, Isran Noor-Hadi Mulyadi 34,1 %
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor 2, Rudy Mas'ud - Seno Aji bersama tokoh masyarakat.

BALIKPAPAN, Kaltimtoday.co – Hasil survei terbaru dari Timur Barat Research Center (TBRC) menunjukkan pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji unggul dalam tingkat elektabilitas dibandingkan pasangan petahana Isran Noor-Hadi Mulyadi untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) 2024. Survei dilakukan pada periode 21-30 September 2024 dengan metode multistage random sampling.

Survei ini melibatkan 783 perempuan dan 797 laki-laki dari 7 kabupaten dan 3 kota di Provinsi Kaltim, dengan margin of error sebesar 2,46 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

"Jika tidak ada perubahan drastis seperti skandal besar atau kecurangan, pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji memiliki peluang kuat untuk memenangkan Pilkada Kaltim 2024," kata Direktur Eksekutif TBRC, Johanes Romero, Kamis, 3 Oktober 2024.

Dalam simulasi pertanyaan terbuka (open-ended), pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji meraih 52,8 persen suara, sementara pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi mendapatkan 34,1 persen, dengan 13,1 persen responden memilih untuk tidak menentukan pilihan.

Pada pertanyaan tertutup (closed-ended), Rudy Mas'ud-Seno Aji tetap unggul dengan 59,6 persen suara, sementara Isran Noor-Hadi Mulyadi hanya memperoleh 34,1 persen, dan 6,3 persen responden memilih untuk tidak menjawab.

Tingkat kepuasan rendah pada petahana 

Selain itu, survei TBRC juga mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pasangan petahana. Hasilnya, hanya 43,8 persen responden yang menyatakan puas dan sangat puas, sementara 52,4 persen mengaku tidak puas atau sangat tidak puas.

Pengamat politik, Rikal Dikri, menilai bahwa hasil survei ini menunjukkan adanya korelasi kuat antara rendahnya tingkat elektabilitas dan kepuasan terhadap petahana. Menurutnya, kekalahan petahana sering kali disebabkan oleh strategi politik yang kurang tepat serta kepemimpinan yang lemah selama masa jabatan.

"Dalam konteks demokrasi, rakyat memiliki kebebasan untuk menentukan pemimpinnya. Suara rakyat adalah penentu utama perubahan, dan kegagalan petahana di Kaltim menjadi bukti nyata dari hal ini," kata Rikal.

Ia juga menambahkan bahwa masyarakat Kaltim dikenal sebagai pengikut efektif, yaitu mereka yang mampu bersikap kritis dan aktif dalam menilai kepemimpinan, serta tidak takut menyuarakan aspirasi mereka ketika kebijakan dirasa merugikan.

Momentum perubahan bagi masyarakat Kaltim 

Lebih lanjut, Rikal mengungkapkan bahwa survei ini juga menunjukkan adanya kelompok masyarakat yang merasa kecewa terhadap kepemimpinan petahana, tetapi belum mengambil tindakan nyata untuk mengubah keadaan.

"Bagi kelompok masyarakat yang lebih diam, Pilkada Kaltim menjadi momentum yang mereka pilih untuk melakukan perubahan. Mereka akan beralih mendukung pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji," jelasnya.

[TOS]



Berita Lainnya