Advertorial
Jadi Sekolah Pertama yang Bentuk KPPS, SMA 2 Balikpapan Berusaha Jangkau Masyarakat Luas untuk Paham Stunting

Kaltimtoday.co, Samarinda - SMA 2 Balikpapan menjadi sekolah pertama yang membentuk Komunitas Pelajar Peduli Stunting (KPPS). Tak hanya KPPS, sekolah ini juga membentuk Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) yang berperan untuk mencegah stunting di Kota Minyak.
Kepala SMA 2 Balikpapan, Ririen Friedayati mengungkapkan, KPPS memang dibentuk untuk pencegahan stunting dengan melibatkan sejumlah siswa di dalamnya. Dia mengatakan, KPPS diharapkan bisa membangun kesadaran dan meningkatkan pengetahuan siswa dan masyarakat sekitar mengenai stunting dan bahayanya.
Dijelaskan Ririen, KPPS bakal melibatkan para siswa dan siswa untuk mengadakan kampanye edukatif, kegiatan sukarela, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Sedangkan SSK dibentuk sebagai lembaga yang bakal memperkuat pemahaman mengenai permasalahan kependudukan. Terutama perihal stunting.
"SK SSK kita 7 Juli 2021 dan SK KPPS kita 28 Oktober 2022 kemudian untuk peresmiannya sendiri, launching-nya KPPS pada 3 November 2022," ucap Ririen.
Pun pihaknya juga menegaskan pentingnya pembentukan pemuda yang holistik dan menaruh fokus ke 3 aspek utama. Di antaranya ada Kesehatan, keceriaan, dan kecerdasan.
"Jadi kita menguatkan basis pemuda SMA 2 Balikpapan, bagaimana pemuda itu, memiliki 3 aspek. yakni, kesehatan, ceria, dan kecerdasan," sambungnya.
Saat ini, KPPS di SMA 2 Balikpapan aktif untuk mengadakan kampanye secara daring melalui media sosial. Caranya dengan mengunggah video informatif mengenai stunting.
Diakui Ririen, banyak masyarakat yang antusias dengan konten yang dibuat oleh KPPS. Video yang telah diunggah itu mendapat respons positif karena viral seketika. Artinya, video yang dibuat telah menjangkau kalangan yang lebih luas dan banyak masyarakat yang mulai memahami pentingnya mencegah stunting.
"Kita unggah video itu lewat medsos, dan alhamdulillah-nya rame sekali," sambungnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengadakan program podcast. Tujuan dibuatnya program tersebut juga masih seputar kesadaran mengenai stunting. SMA 2 Balikpapan ingin, ada pemahaman yang lebih mendalam untuk anak-anak dan remaja mengenai bahaya stunting dan cara pencegahannya.
Sebagai pelopor KPPS, SMA 2 Balikpapan turut bekerja sama untuk mempelopori SSK dan KPPS di sekolah lain. Di antaranya, ada SMA 6 Balikpapan, SMA 9 Balikpapan, SMA 7 Balikpapan, SMP 4 Balikpapan, SMP 22 Balikpapan, SMA Nusantara Balikpapan, SMA 1 Busang, SMA 7 Samarinda, SMA 12 Samarinda, SMA 5 Penajam Paser Utara (PPU), SMA 1 Kuaro, SMA 15 Samarinda, SMA 16 Samarinda, dan SMA 1 Kota Bangun.
"Selanjutnya kita undang teman-teman OSIS di beberapa sekolah, alhamdulillah antusiasme sekolah-sekolah yang kita undang luar biasa," bebernya.
Ririen turut berharap, langkah-langkah yang telah ditempuh SMA 2 Balikpapan bisa menginspirasi khalayak luas untuk menaruh perhatian terhadap masalah stunting. Terutama keterlibatan dan peran anak muda yang masih duduk di bangku sekolah.
[RWT | ADV DISDIKBUD KALTIM]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Penyerapan Tenaga Kerja Lulusan SMK di Sektor Industri Naik, Capai 89,5 Persen
- 26 Petani di Berau Ikuti Pelatihan Kakao Agroforestri Bersama Berau Coal dan Sahabat Cipta
- SAKSI FH Unmul Desak Evaluasi Dana Hibah Usai Penetapan Tersangka Kasus DBON
- SMAN 10 Samarinda Resmi Tandatangani Kerja Sama Garuda Transformasi dengan Kemdiktisaintek
- Kasus Dana Hibah DBON Kejati Kaltim Tetapkan Dua Tersangka, Potensi Tambahan Tersangka Bersifat Dinamis