Advertorial

Jelang Iduladha, Distanak Kukar Pastikan Ketersediaan dan Kesehatan Sapi Kurban Aman

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 30 Mei 2025 14:16
Jelang Iduladha, Distanak Kukar Pastikan Ketersediaan dan Kesehatan Sapi Kurban Aman
Penjualan sapi untuk kurban jelang Idul Adha di kawasan Tenggarong. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Menjelang Hari Raya Iduladha, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara (Kukar) memastikan ketersediaan sapi kurban di wilayahnya dalam kondisi aman dan mencukupi.

Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, mengatakan bahwa saat ini sudah dilakukan pemantauan terkait jumlah dan kondisi hewan kurban yang akan beredar di pasaran. Bahkan, menurutnya, jumlah sapi yang tersedia cenderung lebih dari cukup.

“Ketersediaan sapi insya Allah aman. Kami sudah mulai melakukan pemantauan, termasuk potensi penyakit. Justru pasokan banyak, termasuk dari Maluku, Sulawesi, dan lainnya. Bahkan bisa dibilang berlebih,” ujarnya.

Meski demikian, dia menekankan pentingnya penambahan sapi lokal di Kukar. Sejumlah peternak di Kukar disebut sudah bersiap lebih awal untuk memenuhi permintaan sapi kurban tahun ini.

Selain mengandalkan sapi lokal, Kukar juga terbilang masih menerima 90 persen pasokan dari luar daerah seperti Sulawesi, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur dan Nisa Tenggara Barat.

Namun, ketersediaan saja dinilai masih belum mencukupi sebagai takaran kesiapan jual-beli hewan kurban. Aspek kesehatan dan keamanan hewan juga perlu perhatian utama. Salah satunya yang paling diwaspadai adalah penyakit mulut dan kuku (PMK), yang sempat merebak di beberapa wilayah Indonesia beberapa waktu lalu.

“Pemasukan ternak dari luar daerah sekarang sangat ketat. Pemerintah Provinsi Kaltim sangat selektif. Semua sapi dari luar harus memenuhi syarat, termasuk vaksinasi,” jelasnya.

Setiap sapi yang tervaksinasi akan mendapat bukti dari petugas, sebagai salah satu syarat administrasi untuk jual-beli. Taufik memastikan, hewan yang diperjualbelikan baik dari luar maupun lokal harus dalam kondisi sehat dan bebas dari penyakit menular.

Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara menyeluruh, meski dalam praktiknya bisa melalui pengambilan sampel. Dokter hewan akan mengecek kondisi fisik secara kasat mata maupun melalui tes laboratorium, termasuk pengambilan darah dua kali untuk sapi dari luar daerah.

“Kalau ada indikasi sakit, langsung diisolasi. Dulu minimal dua minggu pengamatan dulu baru bisa diedarkan,” imbuhnya.

Taufik juga mengimbau peternak lokal untuk memperhatikan kondisi kesehatan hewan kurban sebelum dijual. Meski tidak seluruhnya bisa diperiksa satu per satu, minimal ada standar pemeriksaan dan vaksinasi yang harus dipenuhi.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]



Berita Lainnya