Kaltim
Jokowi Sebut Pindahnya IKN Jadi Solusi Atasi Polusi Udara Jakarta, Pakar: Harus Dipikirkan Lebih Holistik
Kaltimtoday.co - Polusi udara di Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan Jakarta sebagai salah satu kota terparah yang terkena dampak buruknya.
Berdasarkan laporan IQAir pada Kamis (10/8), situs pemantau kualitas udara, indeks kualitas udara di Jakarta yaitu 158 AQI US dan tergolong ‘Tidak Sehat’.
Baru-baru ini, Presiden Jokowi usai peresmian Indonesia Arena pada Senin (7/8/2023) lalu menyebutkan bahwa pemindahan IKN merupakan salah satu solusi pengurangan polusi udara di Jakarta.
Mantan Walikota Solo tersebut melanjutkan, perlunya pembangunan moda transportasi publik, seperti mass rapid transit (MRT) dan light rapid transit (LRT) untuk semua rute. Selain itu, penggunaan kendaraan listrik juga sebagai solusi untuk mengurangi beban polusi udara.
Pakar ungkap harus holistik
Dilansir dari VOA Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sekaligus Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Agus Dwi Susanto, berpendapat bahwa tindakan ini haruslah holistik dan berkelanjutan.
"Meskipun pemindahan ibu kota bisa menjadi langkah positif, polusi udara tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain seperti Surabaya, Palembang, Medan, dan Bandung. Oleh karena itu, solusi yang komprehensif dan holistik harus dipertimbangkan," tutup Agus.
Ia menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengurangi sumber polusi, seperti beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum, menjaga lingkungan, melakukan penghijauan, dan menetapkan standar mutu udara sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dampak polusi udara bagi manusia dan lingkungan
Agus Dwi Susanto mengungkapkan, polusi udara yang terakumulasi dalam jangka panjang menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius bagi penduduk.
Polusi udara yang melebihi ambang batas berpotensi memicu iritasi, peradangan, kerusakan saraf, sesak nafas, dan bahkan penyakit serius seperti kanker dan stroke. Dalam jangka panjang, dampak polusi udara ini sangat merugikan bagi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sumber polusi udara berasal dari aktivitas alam dan manusia, termasuk kegiatan manufaktur. Agus menjelaskan pentingnya deteksi dini masalah kesehatan, terutama bagi penduduk yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara tinggi.
Dari 6,7 juta kematian dini akibat polusi udara, sekitar 37 persen dikaitkan dengan penyakit jantung iskemik. Rutin memeriksa kondisi kesehatan tubuh dan mengambil langkah-langkah pencegahan, menurut Agus, dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit.
Daru Setyorini, aktivis lingkungan dari ECOTON, menyebut polusi udara sebagai "pembunuh diam-diam." Tidak hanya memicu penyakit saluran pernapasan, polusi udara juga dapat mengkontaminasi air, tanaman, dan bahkan produk pangan. Racun-racun yang dilepaskan ke udara dapat mencemari berbagai aspek kehidupan, termasuk lingkungan air dan sumber daya pertanian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Rudy Mas’ud: Kemenangan di Pilgub Kaltim 2024 Faktor Jokowi Effect
- Masjid Negara IKN Siap Digunakan untuk Salat Idulfitri 2025, Kapasitas Capai 60.000 Jemaah
- Sudah Serap Anggaran Rp 836 Miliar, Bendungan Sepaku Semoi Belum BIsa Suplai Air ke IKN
- OIKN Jelaskan Penyebab dan Upaya Penanganan Banjir di Sepaku
- Desa Loh Sumber Dorong Regenerasi Petani Muda untuk Hadapi Persaingan Era IKN