Advertorial

Kaltim Menuju Kedaulatan Pangan, Rudy Mas’ud Akan Genjot Produksi Ayam dan Telur

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 14 Maret 2025 04:30
Kaltim Menuju Kedaulatan Pangan, Rudy Mas’ud Akan Genjot Produksi Ayam dan Telur
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, didampingi pejabat daerah meninjau sistem pakan ternak saat peresmian Intensive Farming System (Infasy) di Kecamatan Waru. (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Ketahanan pangan masih menjadi tantangan besar bagi Kalimantan Timur (Kaltim), yang selama ini lebih dikenal sebagai daerah penghasil batu bara dan minyak sawit dibandingkan sebagai produsen pangan. 

Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud menyoroti persoalan ini saat menghadiri peresmian Intensive Farming System (Infasy) di Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), pada Kamis, (13/3/2025).

Dalam pidatonya, Rudy mengungkapkan bahwa meskipun Kaltim memiliki lahan yang luas, provinsi ini masih mengalami defisit produksi ayam dan telur.

"Saya juga ingin menyoroti sektor peternakan. Kita masih kekurangan ayam hingga 25 persen. Produksi telur juga masih kurang," katanya di hadapan para peternak dan pejabat daerah.

Defisit ini menyebabkan Kaltim masih bergantung pada pasokan ayam dan telur dari provinsi lain, seperti Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Ketergantungan ini berdampak pada fluktuasi harga di pasar, terutama saat permintaan meningkat, seperti menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

“Kalau harga ayam dan telur naik, masyarakat yang paling terdampak. Kita tidak boleh terus-menerus bergantung pada daerah lain,” ujar Rudy.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berencana meningkatkan investasi di sektor peternakan unggas dengan mengalokasikan anggaran daerah dan membuka peluang kerja sama dengan sektor swasta. 

Rudy meminta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim untuk mengembangkan kebijakan yang lebih terstruktur guna meningkatkan produksi ayam dan telur.

"Kalau ini diarahkan melalui Dinas Peternakan, tentu bisa lebih terarah," katanya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya riset dan inovasi dalam meningkatkan produktivitas peternakan. Menurutnya, kerja sama dengan perguruan tinggi dapat membantu dalam menciptakan metode budidaya unggas yang lebih efisien.

"Kita perlu bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk riset peternakan. Termasuk juga kehutanan dalam menyiapkan lahan," ujar Rudy.

Salah satu solusi yang sedang dikembangkan oleh Pemprov Kaltim adalah pemanfaatan pakan ternak berbasis rumput gajah, yang tersedia melimpah di daerah ini. Rudy menilai bahwa pakan yang murah dan berkualitas dapat meningkatkan produktivitas peternak ayam dan sapi.

"Saya tadi lihat rumput di sini, kami menyebutnya rumput gajah. Rumputnya besar-besar. Kalau ini ditanam dengan baik, saya yakin bisa disiapkan sebagai pakan ternak," katanya.

Selain pakan, infrastruktur pendukung seperti kandang modern dan sistem distribusi yang lebih baik juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan produksi ayam dan telur. Saat ini, banyak peternak di Kaltim yang masih menggunakan sistem tradisional yang kurang efisien.

Dengan berbagai langkah ini, pemerintah berharap produksi daging ayam dan telur di Kaltim bisa meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Targetnya, dalam lima tahun mendatang, Kaltim tidak lagi bergantung pada pasokan dari luar daerah dan mampu menjadi daerah swasembada pangan.

“Kita harus berani mandiri. Tidak mungkin selamanya kita beli ayam dan telur dari luar,” tegasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 



Berita Lainnya