Advertorial
Kecamatan Kota Bangun Darat Upayakan Pengakuan dan Pelestarian Adat di Desa Kedang Ipil

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Pemerintah tingkat Kecamatan Kota Bangun Darat terus mendorong pengakuan Desa Kedang Ipil sebagai desa adat dan pelestarian bahasanya. Selain itu, desa ini juga berpotensi dikembangkan menjadi desa budaya dan wisata di Kutai Kartanegara (Kukar).
Saat ini, proses pengakuan Kedang Ipil sebagai desa adat masih dalam tahap pengusulan. Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar telah memprosesnya, sementara di tingkat provinsi, Surat Keputusan (SK) untuk masyarakat hukum adat sedang dalam tahap pembahasan.
"Ya, desa adat ini kan sudah diproses di DPMD. Kemudian di provinsi juga lagi pengusulan untuk SK, masyarakat hukum adatnya. Jadi masih proses," kata Camat Kota Bangun Darat, Zulkifli, Selasa (25/2/2025).
Ia menjelaskan bahwa pengakuan ini perlu segera dibuat agar masyarakat adat memiliki landasan hukum yang jelas dalam menjalankan tradisi dan aturan mereka. Dengan adanya dasar hukum, desa adat bisa berkembang sesuai harapan masyarakat tanpa adanya hambatan regulasi di kemudian hari.
Selain status desa adat, Kedang Ipil juga diarahkan menjadi desa budaya dan desa wisata. Konsep ini akan mengintegrasikan kebudayaan lokal dengan potensi wisata yang ada, sehingga masyarakat adat bisa lebih berperan dalam menjaga serta memanfaatkan kekayaan budaya mereka.
"Budaya wisata itu menjadi satu, include dalam masyarakat hukum adat itu. Karena sedang itu menurutkan desa budaya dan desa pariwisata juga, yang harus kita kembangkan baik budayanya maupun pariwisatanya," jelas Zulkifli.
Menurutnya, keberadaan desa adat ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Jika dikelola dengan baik, sektor pariwisata berbasis adat bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi desa.
"Harapannya dengan pengembangan desa budaya sebagai masyarakat hukum adat, artinya menjaga keleserasian budaya-budaya itu sendiri. Itu dijaga dan diserahkan oleh masyarakat hukum adat itu sendiri," tambahnya.
Namun, dalam hal pengelolaan ekonomi desa, peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) masih belum terlihat signifikan. Saat ini, belum ada unit usaha khusus yang dikelola oleh desa, tetapi ada wacana kerja sama dengan investor untuk mengembangkan sektor perkebunan dan pariwisata.
Di sisi lain, salah satu tradisi penting di Kedang Ipil yang perlu dilestarikan adalah tarian adat Belian Namang. Tarian ini merupakan bagian dari tradisi Kutai Adat Lawas yang diwariskan secara turun-temurun dan memiliki makna sakral.
Untuk menjaga kelestariannya, pemerintah bersama dinas terkait telah sepakat mengadakan festival budaya setiap tahun. Selain itu, dilakukan regenerasi kepada anak-anak muda agar mereka bisa memahami dan meneruskan tradisi ini.
"Regenerasi anak muda kita yang bisa bantu mewariskannya. Nanti yang muda bisa mewarisi tarian Belian Namang itu," jelas Zulkifli.
Saat ini, jumlah penari yang menguasai Belian Namang semakin berkurang. Mayoritas yang masih memahami gerakan dan makna tarian tersebut adalah generasi tua. "Tidak terlalu banyak, hanya orang tua yang zaman dulu. Makanya kami sepakat regenerasi kepada anak-anak muda kita untuk bisa memahami tarian tersebut," pungkasnya.
[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- DPMD Kukar Dukung Pembentukan Masyarakat Hukum Adat di Desa Kedang Ipil
- Infrastruktur Jadi Usulan Prioritas di Kecamatan Kota Bangun Darat
- Pembangunan Kantor Camat Kota Bangun Darat Bakal Dimulai Mei 2024
- Camat Kota Bangun Darat Serahkan 10 Unit Armada Sampah untuk Desa
- Sekda Kukar Apresiasi Persiapan MTQ ke-44 di Kecamatan Kota Bangun Darat