Nasional

KPU RI Respons Temuan NIK Aneh di DPT

Ibrahim — Kaltim Today 14 Februari 2024 11:17
KPU RI Respons Temuan NIK Aneh di DPT
Kotak surat suara di salah satu TPS di Berau. (Rizal/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) saat ini tengah jadi sorotan usai temuan data nomor induk kependudukan (NIK) yang tidak biasa. Data ini ditemukan dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang dapat diakses melalui laman cekdptonline.go.id, dan telah menjadi perbincangan luas di berbagai platform media sosial.

Kasus ini mencakup NIK yang tercatat di dua lokasi yang sangat berbeda: di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dan di Brussels, Belgia. Penemuan ini memicu pertanyaan mengenai validitas data pemilih yang tercatat dalam DPT.

Betty Epsilon Idroos, sebagai Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU RI, memberikan tanggapan resmi terkait isu ini.

"Untuk dalam negeri, KPU sedang cross check," ujar Betty kepada para wartawan pada hari Rabu, 14 Februari 2024.

Betty menambahkan bahwa KPU sedang melakukan upaya intensif untuk menelusuri dan memverifikasi data pemilih tersebut.

Terkait dengan kasus di luar negeri, Betty mengungkapkan adanya kebijakan pengisian NIK dengan angka sembarang, seperti 000, 111, atau 12345, untuk mengisi kolom yang seharusnya tidak kosong. Hal ini dilakukan karena basis data pemilih luar negeri mayoritas menggunakan nomor paspor.

"Basis datanya adalah paspor. Jadi orang luar negeri biar kolom NIK-nya enggak kosong, dia tulis aja 000, 111, atau 12345. Kalau luar negeri itu basisnya nomor paspor," jelas Betty.

Beberapa contoh NIK yang tercatat dengan angka asal atau berurutan, seperti 123456***** terdaftar sebagai pemilih di KBRI Brussels, Belgia. Selain itu, angka ganda seperti 222222222222, 333333333333, hingga 55555555555555555, tercatat sebagai pemilih di Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, juga menarik perhatian.

KPU RI menegaskan komitmennya untuk memastikan integritas dan keakuratan data pemilih. Melalui investigasi dan verifikasi yang dilakukan, KPU berharap dapat segera mengklarifikasi masalah ini dan memastikan bahwa semua data pemilih yang tercatat dalam DPT adalah valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

[TOS]



Berita Lainnya