Kaltim
Kritik Program Beasiswa Isran-Hadi, DPRD Kaltim: Kuota untuk Pelajar dan Mahasiswa Daerah 3T Sangat Kecil
Kaltimtoday.co, Samarinda - Anggota DPRD Kaltim Ekti Imanuel mendorong Pemprov Kaltim untuk melakukan evaluasi program beasiswa. Hal ini penting menyusul banyaknya kritik yang disampaikan masyarakat.
"Masyarakat minta ada pemerataan kesempatan mendapat beasiswa, terutama bagi mereka yang berada di daerah," ujar Ekti Imanuel kepada Kaltimtoday.co.
Politikus dari Partai Gerindra itu menyebut, selama ini masyarakat yang diwakilinya di Kutai Barat (Kubar) dan Mahakam Ulu (Mahulu), merasa tidak cukup mendapat kesempatan. Banyak pelajar dan mahasiswa yang berulang kali mendaftar beasiswa kategori tuntas maupun stimulan dari Pemprov Kaltim tidak lolos.
Padahal, jika diberikan beasiswa, hal itu akan sangat bermanfaat bagi pelajar dan mahasiswa di Kubar dan Mahakam Ulu. Terlebih bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial dan ekonomi. Beasiswa akan sangat membantu untuk memastikan kelanjutan pendidikan mereka.
View this post on Instagram
Sistem beasiswa dari Pemprov Kaltim saat ini menurutnya punya banyak kelemahan. Terutama bagi pelajar dan mahasiswa daerah dengan akses internet terbatas, seperti di Kubar dan Mahulu. Mereka harus berlomba-lomba mendaftar via online dengan pendaftar dengan akses internet lebih baik. Sementara mereka di daerah, seperti di Kubar dan Mahulu, untuk mengakses jaringan internet kesulitan.
Kuota beasiswa Pemprov Kaltim khusus kategori daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) yang diharapkan juga sangat sedikit.
Sebagai gambaran, data Badan Pengelola Beasiswa Kalimantan Timur (BP-BKT) pada 2021, mahasiswa dan pelajar yang diterima melalui kategori khusus 3T hanya 688 orang. Anggaran beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa kategori 3T ini berkisar Rp 1,517 miliar. Tidak sampai 1 persen dari total alokasi Beasiswa Kaltim 2021 sebesar Rp 163 miliar.
Untuk memastikan pemerataan, khususnya bagi daerah 3T, Ekti Imanuel mengusulkan ada kuota khusus berdasarkan aspirasi anggota dewan di DPRD Kaltim. Cara ini, menurutnya dapat memastikan pelajar dan mahasiswa dari daerah 3T mendapat beasiswa dari Pemprov Kaltim.
"Ini demi pemerataan. Prosesnya tetap harus jujur, tidak boleh ada korupsi, kolusi, dan nepotisme," tegas dia.
Kuota dari aspirasi dewan itu menurutnya bisa dikhususkan untuk kategori tidak mampu. Di daerah, seperti di Kubar dan Mahulu, pelajar banyak tidak bisa mendaftar beasiswa yang selama ini dibuka Pemprov Kaltim.
"Di daerah seperti di Kubar dan Mahulu itu banyak tidak bisa daftar beasiswa. Jangankan internet, handphone saja mereka tidak ada. Tidak mampu beli," katanya.
Sudah Siapkan Alokasi Khusus
Ketua Badan Pengelola Beasiswa Kalimantan Timur (BP-BKT) Iman Hidayat menyebut selama program beasiswa bergulir, sudah mengalokasikan kuota khusus untuk mahasiswa dan siswa dari daerah, khususnya yang masuk kategori terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Selain itu, ada juga beasiswa dari Pemprov Kaltim untuk anak dan cucu veteran, anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), anak berkebutuhan khusus (ABK), miskin, penghafal kitab suci Al Quran, dan berdasarkan pertimbangan atau kejadian khusus.
"Penerima beasiswa untuk kategori khusus seperti 3T diseleksi dan dievaluasi hanya dengan pendaftar yang memang berasal dari daerah 3T. Tidak dicampur," kata Iman Hidayat.
Meski begitu, BP-BKT mengakui tidak menargetkan kuota dalam jumlah khusus bagi penerima beasiswa dari 3T.
"Kami tidak bisa menargetkan kuotanya. Sebab, nanti kan ada syarat dan ketentuan umum. Seandainya kami tentukan kuota, misalnya disuruh 50. Ternyata yang daftar itu ada 75 orang. Tapi yang memenuhi syarat, hanya 30 orang. Kan jadi repot," sebut dia.
Dijelaskannya, beasiswa dari Pemprov Kaltim untuk daerah 3T memang ada dalam 3 kategori. Kategori tuntas mahasiswa, stimulan mahasiswa, dan stimulan siswa. Dari seluruh syarat dan ketentuan kategori 3T, kurang lebih sama dengan persyaratan lainnya. Namun ada beberapa perbedaan.
Misalnya untuk kategori tuntas mahasiswa. Pendaftar diharuskan mengunggah transkrip nilai dengan beberapa ketentuan. Bagi mahasiswa baru S2 atau S3, diminta mengunggah IPK terakhir minimal 3,00 yang diperoleh pada jenjang sebelumnya.
Lalu, untuk mahasiswa D1 hingga D4, setara S1 semester 2 dan seterusnya, diminta mengunggah transkrip nilai akademik yang diperoleh sebelumnya dengan IPK minimal 3,00. Sementara mahasiswa S2 dan S3 semester 2 sampai 4, mengunggah transkrip nilai akademik dengan IPK minimal 3,00.
Masih untuk kategori tuntas, pendaftar harus membuktikan diri sebagai mahasiswa dengan kartu tanda mahasiswa (KTM) atau surat keterangan aktif kuliah yang sedang berjalan di perguruan tinggi minimal terakreditasi B dan program studi minimal terakreditasi B dari BAN-PT.
Adapun untuk kategori stimulan mahasiswa, tidak ada syarat minimal akreditasi perguruan tinggi dan program studi. Hanya saja, mahasiswa harus terdaftar yang ditandai dengan kartu mahasiswa dan surat keterangan aktif kuliah yang sedang berjalan. Untuk mahasiswa baru S2 atau S3, diminta mengunggah IPK terakhir yang diperoleh pada jenjang sebelumnya.
Sementara untuk mahasiswa D1 hingga D4 dan S1 semester 2 ke atas, harus mengunggah transkrip nilai akademik yang diperoleh sebelumnya dengan IPK minimal 2,50. Mahasiswa S2 dan S3 semester 2 ke atas, harus mengunggah transkrip nilai akademik yang diperoleh sebelumnya dengan IPK minimal 3,00.
Kemudian, untuk stimulan siswa, dinas pendidikan tingkat kabupaten, kota, provinsi, atau Kementerian Agama mengirimkan data satuan pendidikan yang akan diusulkan pada program beasiswa stimulan.
Satuan pendidikan kemudian harus melakukan registrasi akun terlebih dahulu di beasiswa.kaltimprov.go.id. Kemudian, satuan pendidikan mengirimkan data peserta didik yang akan mendaftar beasiswa stimulan siswa.
Setelah itu, siswa dibantu oleh satuan pendidikan atau orangtua dan wali untuk mengunggah berkas asli sebagai syarat pendaftaran beasiswa. Mulai halaman depan buku rekening bank, surat pernyataan tidak sedang menerima beasiswa, dan surat pernyataan bersedia mengikuti pendidikan sampai selesai, surat keterangan yang berasal dari daerah 3T, dan berkas lainnya.
Khusus 2021, Iman Hidayat mengungkapkan, ada 11 orang yang diterima di kategori tuntas mahasiswa untuk daerah 3T. Terdiri dari mahasiswa D3, S1, dan S2. Mereka berasal dari Kukar, Mahulu, Kutim, Kubar, dan Paser. Total besaran beasiswanya sekira Rp 250 juta.
Kemudian, untuk kategori stimulan mahasiswa daerah 3T, ada 10 penerima. Seluruhnya jenjang S1 asal Kukar, Kubar, dan Kutim. Total dana beasiswanya mencapai Rp 60 juta
Untuk kategori stimulan siswa daerah 3T, terdapat 647 penerima dari berbagai jenjang SD hingga SMA. Mereka berasal dari Mahulu, Kukar, Berau, Kutim, Paser, dan Kubar. Total dana beasiswa yang dikucurkan berkisar Rp 1,207 miliar.
Secara lebih rinci, untuk kategori tuntas dari daerah 3T ada 34 pendaftar. Dari total pendaftar itu hanya 17 orang yang melengkapi berkas. Sisanya 17 pendaftar, tidak melengkapi berkas. Dari 17 pendaftar yang melengkapi berkas, 11 diantaranya mendapat beasiswa.
Untuk kategori stimulan mahasiswa dari daerah 3T ada 22 pendaftar. 12 pendaftar tidak melengkapi berkas. Sisanya, 10 pendaftar melengkapi berkas. 10 orang pendaftar ini dapat beasiswa.
Terakhir untuk stimulan siswa daerah 3T, ada 1.690 pendaftar. Sebanyak 1.292 siswa melengkapi berkas. Sisanya, 398 siswa tidak melengkapi berkas. Dari total 1.292 siswa melengkapi berkas, hanya 647 siswa yang ditetapkan menerima beasiswa dari Pemprov Kaltim.
Sehingga, total keseluruhan mahasiswa dan siswa yang menerima beasiswa khusus 3T dari Pemprov Kaltim pada 2021 sebanyak 688 orang, dengan total anggaran berkisar Rp 1,517 miliar. Jumlah ini hanya berkisar 1 persen dari total anggaran beasiswa Pemprov Kaltim pada 2021 yang totalnya mencapai Rp 163 miliar.
[YMD | TOS]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.