Advertorial

Kurangnya Sosialisasi, Buncu Baca di Kaltim Belum Maksimal Dimanfaatkan

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 07 Desember 2024 10:48
Kurangnya Sosialisasi, Buncu Baca di Kaltim Belum Maksimal Dimanfaatkan
Buncu Baca yang disebar DPK Kaltim di pelbagai lokasi strategis masih belum populer di masyarakat. DPK Kaltim berharap dengan sosialisasi masif, Buncu Baca dapat semakin dikenal masyarakat. (Istimewa)

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Program Buncu Baca yang telah tersebar di 43 lokasi strategis di Kalimantan Timur ternyata belum dikenal luas oleh masyarakat. Pustakawan Ahli Muda Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim, Patimah Irny, menyebutkan bahwa minimnya sosialisasi menjadi salah satu penyebab utama program ini kurang dimanfaatkan.

“Banyak masyarakat bahkan tidak tahu kalau ada Buncu Baca di dekat mereka. Ini karena sosialisasi dan publikasi yang masih minim,” ujar Patimah, Rabu (4/12/2024).

Patimah mencontohkan situasi di Samarinda yang memiliki tiga lokasi Buncu Baca, yaitu di Bandara APT Pranoto, rumah sakit Inche Abdoel Muis, dan kantor Samsat Jalan M. Yamin. Namun, keberadaan fasilitas ini belum diketahui banyak orang.

“Gimana kita bisa mendorong orang membaca kalau mereka tidak tahu lokasinya? Kita perlu cara yang lebih kreatif untuk mempromosikan,” tambahnya.

Menurutnya, penggunaan media sosial seperti TikTok dan Instagram dapat menjadi solusi untuk menarik perhatian generasi muda. Promosi melalui platform ini dianggap lebih efektif dalam mengenalkan fasilitas Buncu Baca kepada masyarakat luas.

Selain promosi, Patimah juga menyoroti perlunya edukasi mengenai fungsi Buncu Baca. Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa fasilitas ini tidak hanya untuk membaca buku, tetapi juga untuk berbagai aktivitas lain seperti membuat artikel atau berbagi informasi.

“Buncu Baca bisa digunakan lebih dari sekadar membaca buku. Tapi sayangnya, banyak yang belum paham fungsi lengkapnya,” jelasnya.

Ia menyarankan agar setiap pengadaan Buncu Baca dilengkapi dengan anggaran khusus untuk sosialisasi dan tindak lanjut, sehingga program ini tidak hanya berhenti pada pemasangan fasilitas.

“Anggaran untuk promosi dan monitoring harus direncanakan sejak awal. Jangan hanya beli, pasang, lalu ditinggal. Harus ada langkah-langkah untuk memastikan fasilitas ini digunakan,” tegasnya.

Patimah berharap dengan langkah promosi dan edukasi yang lebih intensif, program Buncu Baca dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kalimantan Timur.

“Buncu Baca harus menjadi lebih dari sekadar pajangan. Dengan dukungan semua pihak, kami yakin fasilitas ini bisa benar-benar membantu meningkatkan literasi masyarakat,” tutupnya.

[TOS | ADV DPK KALTIM]



Berita Lainnya