Samarinda
Masih Bisa Terpapar Covid-19 Usai Divaksin, Berikut Penjelasan Dokter
Kaltimtoday.co, Samarinda - Eksistensi vaksin di tengah pandemi Covid-19 memang jadi harapan besar bagi semua orang. Pun di Kaltim yang telah menggelar vaksinasi di seluruh kabupaten dan kota. Didistribusikan secara bertahap, pemerintah juga membagi penerima vaksin ke dalam beberapa tahap.
Vaksinasi dimulai dari skala prioritas yaitu tenaga kesehatan (nakes). Di lingkungan Pemprov Kaltim, vaksinasi telah terlaksana 2 kali, penyuntikan kedua berlangsung pada Kamis (28/1/2021) lalu.
Sebagian besar orang pasti akan berpikir bahwa vaksin akan membebaskannya dari paparan virus. Mengenai hal tersebut, Pengawas Labkes Dinkes dan Dokter Samarinda Siaga 112, dr Dian Margi Utami mengungkapkan bahwa, ada potensi antibodi akan terbentuk jika hanya sekali menjalani vaksinasi.
Namun, dari segi kesehatan tetap merekomendasikan untuk tetap menjalani penyuntikan vaksin kedua. Hal tersebut untuk menjamin kemanjuran dari vaksin. Perlu diingat bahwa kekebalan tubuh usai disuntik vaksin membutuhkan waktu.
View this post on Instagram
Disebutkan Dian, penerima vaksin pun direncanakan untuk memegang sertifikat. Nantinya bisa digunakan untuk bepergian ke luar daerah tanpa batas waktu tertentu atau harus jalani swab test antigen dan PCR. Sertifikat tersebut pun akan diberikan dua kali mengacu pada jumlah vaksinasi yang dilakukan.
"Namanya penyakit baru, maka penelitiannya belum banyak. Jadi bisa terus berkembang. Bisa saja walau sudah dua kali vaksin tapi tetap terpapar," beber Dian kepada awak media.
Dian juga menyampaikan bahwa kemungkinan ada vaksinasi ulang pada tahun depan dari pemerintah pusat. Dia memberi contoh yakni vaksin yang umumnya diberikan pada anak-anak agar antibodi terbentuk optimal.
Yakni vaksin campak. Lazimnya diberikan pada anak berusia 9 bulan. Namun, nyatanya tetap ada anak yang mengidap campak meski sudah disuntik vaksin. Namun, gejalanya tidak fatal sampai membahayakan keselamatan dibanding dengan anak yang tak terima vaksin.
"Jadi vaksin ini sifatnya melindungi, bukan menghindari. Jadi sama sekali tidak ada kemungkinan. Dia (penyakit) tetap memberi dampak, tapi gejalanya tidak fatal kalau sudah vaksin," tandas Dian.
[YMD | RWT]