Daerah
Orangtua Siswa Keluhkan Sistem Satu Arah Jalan Abul Hasan, Minta Pemerintah Tinjau Ulang
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemberlakuan sistem satu arah di Jalan Abul Hasan sejak Rabu (24/9/2025) memunculkan beragam reaksi dari masyarakat. Salah satu kelompok yang terdampak langsung adalah para orang tua siswa yang setiap hari mengantar dan menjemput anak mereka di kawasan sekolah sekitar jalan tersebut.
Pantauan Kaltimtoday.co pada Jumat (26/9/2025) menunjukkan, sebagian besar orang tua siswa SD Muhammadiyah 1 hingga SDN 012 Samarinda Kota kini memilih akses keluar melalui Gang Alwi yang terhubung ke Jalan Diponegoro.
Meski arus lalu lintas di jam pulang sekolah sekitar pukul 10.00–11.00 WITA terpantau ramai, pergerakan kendaraan di Jalan Diponegoro masih relatif lancar. Namun, banyak orang tua mengaku kebijakan ini justru menambah jarak dan waktu tempuh.
Yuni, salah satu orang tua siswa SD Muhammadiyah 1, mengaku kebijakan tersebut kurang tepat diterapkan di Samarinda yang memiliki jalan relatif sempit.
“Saya sebenarnya kurang setuju, tapi karena aturan pemerintah ya kita mau tidak mau harus mengikuti. Jalannya di Samarinda itu terbatas, sementara jumlah kendaraan terus bertambah. Jadi pengalihan arus seperti ini bukan solusi,” ujarnya.
Ia menambahkan, sistem satu arah hanya memindahkan kemacetan di ruas Jalan Abul Hasan ke jalan lain sehingga memperlambat waktu penjemputan.
“Anak-anak jadi menunggu lebih lama, orang tua yang bekerja juga bisa telat kembali ke kantor karena harus memutar jalan,” jelasnya.
Keluhan serupa disampaikan Udin, orang tua siswa SDN 012 Samarinda Kota. Ia mengatakan kini harus menempuh rute lebih jauh untuk menjemput anaknya.
“Dulu bisa langsung lewat Abul Hasan, sekarang harus mutar lagi. Kalau bisa, dibuka saja dua arah seperti semula supaya tidak menyulitkan, terutama bagi orang yang mau jualan juga berpengaruh,” ungkapnya.
Sejumlah orang tua berharap pemerintah dapat meninjau ulang kebijakan tersebut dengan mempertimbangkan kondisi jalan dan aktivitas warga sekitar. Mereka meminta solusi yang benar-benar mampu mengurai kemacetan, bukan sekadar memindahkan titik kepadatan lalu lintas ke jalur lain.
[NKH | RWT]
Related Posts
- Rumput Stadion Segiri Dikeluhkan, Disporapar Ambil Alih Perawatan: Biaya Tembus Rp30 Juta per Bulan
- Perusahaan Cokelat asal Prancis Lirik Potensi Kakao Berau, Bupati Minta Dinas Lakukan Pengawasan Kualitas
- DPRD Samarinda Kebut Raperda Sempadan Sungai: Semua Bangunan Langgar Batas Akan Ditertibkan
- AJI Samarinda Kecam Intimidasi Media Selasar.co: Ancaman Serius bagi Demokrasi dan Kebebasan Berpendapat
- Warga Jalan Kakap Adukan Rumah Rusak akibat Proyek Terowongan Samarinda, DPRD Samarinda Siap Panggil PUPR dan Kontraktor









