Internasional

Partai Independen Pendukung Mantan Perdana Menteri Imran Khan Menang Pemilu di Pakistan

Ibrahim — Kaltim Today 11 Februari 2024 17:21
Partai Independen Pendukung Mantan Perdana Menteri Imran Khan Menang Pemilu di Pakistan
Massa pendukung partai independen Jamaat-e-Islami yang dipimpin mantan perdana menteri Imran Khan melakukan protes terhadap penundaan hasil pemilu ke KPU Pakistan, di Karachi, Sabtu, 10 Februari 2024. (AP/AP)

Kaltimtoday.co - Penghitungan suara Pemilu Pakistan yang berakhir Minggu, 11 Februari 2024, telah memperlihatkan partai independen, yang memberikan dukungan kepada mantan Perdana Menteri Imran Khan yang saat ini mendekam di penjara, berhasil memenangkan 101 dari 264 kursi yang tersedia. Pengumuman hasil akhir ini tiba setelah penantian lebih dari 60 jam pasca pemungutan suara yang berakhir pada Kamis.

Penundaan pengumuman hasil pemilu telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Pakistan, mempertanyakan integritas proses penghitungan suara. KPU Pakistan akhirnya mengumumkan bahwa partai independen telah mengungguli partai yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, yang hanya berhasil mengamankan 75 kursi.

Dalam upaya membentuk pemerintahan koalisi, Nawaz Sharif menyatakan bahwa partainya sedang dalam pembicaraan dengan kelompok lain, menyusul kegagalan dalam meraih mayoritas suara. Sementara itu, partai PTI yang dipimpin oleh Imran Khan mengancam akan melakukan protes damai di seluruh negeri jika hasil penghitungan suara tidak diumumkan dalam waktu dekat, dengan beberapa protes kecil terjadi pada malam Sabtu, 10 Februari 2024.

Pemerintahan sementara Pakistan menjelaskan bahwa penundaan dalam pengumuman hasil disebabkan oleh masalah komunikasi akibat pemadaman internet seluler pada hari pemilu, serta pemadaman listrik yang dilakukan dengan alasan keamanan. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia dan pemerintah asing seperti Amerika Serikat.

Di media sosial X, seorang sekretaris partai PTI mengumumkan pembatalan protes umum namun menyerukan demonstrasi di kantor pemilu tertentu karena adanya kekhawatiran atas hasil yang mungkin dipalsukan.

Meskipun Khan sedang menjalani hukuman penjara dengan berbagai tuduhan, dari membocorkan rahasia negara hingga korupsi dan pernikahan yang melanggar hukum, dukungan terhadap mantan pemain kriket ini tetap kuat di kalangan pendukungnya. Namun, dengan statusnya sebagai tahanan, Khan tidak dapat berpartisipasi dalam pembentukan pemerintahan baru di Pakistan.

Salah satu tantangan yang dihadapi partai independen dalam usaha membentuk pemerintahan adalah keterbatasan dalam mendapatkan alokasi dari 70 kursi tambahan di parlemen, yang didistribusikan berdasarkan kekuatan partai dalam penghitungan akhir. Partai Sharif berpotensi mendapatkan hingga 20 kursi tambahan.

KPU Pakistan juga menyatakan bahwa penghitungan untuk dua kursi tertunda; satu karena kandidatnya tewas terbunuh, memerlukan waktu untuk pergantian, dan satu lagi karena pemungutan suaranya baru akan diselesaikan pada akhir bulan.

[TOS]



Berita Lainnya