Opini

Pemimpin Harus Kaya?

Kaltim Today
13 Maret 2024 08:03
Pemimpin Harus Kaya?

Oleh: Abramsyah AB, S.T., Andi Herman, S.K.M, MPH., Apriani, ST., M.Si, Arrizal Rahman, S.T., Bambang Pramudito, S.TP., M.Si., Benny Setiawan, S.T., Damsik, S.H., M.Si., Rina Setyana, S.Sos, M.Si., Ronny Christimono, S.Si, Apt., dr Velix Toding Sima, M.A.P (Kelompok I PKA Angkatan I Tahun 2024 Puslatbang KDOD LAN Samarinda) 

Pandangan umum yang menyatakan bahwa pemimpin sebaiknya kaya sering kali muncul dari asumsi bahwa kekayaan merupakan indikator kompetensi dan kemampuan manajerial yang luar biasa. Kekayaan dianggap sebagai sumber daya yang memberikan pemimpin keunggulan dalam memengaruhi keputusan dan kebijakan, sekaligus memberikan akses yang lebih besar terhadap jaringan dan sumber daya yang mendukung agenda mereka.

Namun, pemikiran ini juga memunculkan dilema seputar keterwakilan dan integritas, bahwa kekayaan bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan atau kualifikasi kepemimpinan yang vital. Pendekatan yang lebih holistik perlu diterapkan untuk menggambarkan kompleksitas dinamika kepemimpinan modern yang tidak hanya bergantung pada aspek materi.

Keberhasilan atau kualifikasi kepemimpinan dapat diukur melalui berbagai cara, tergantung pada konteks dan tujuan spesifik, dimana ada beberapa parameter yang umum dan sering digunakan, antara lain:

  • Pencapaian Tujuan: Seorang pemimpin yang berhasil adalah seseorang yang mampu mencapai tujuan organisasi atau tim dengan efektif. Ini bisa diukur melalui pencapaian target, peningkatan kinerja, atau pencapaian proyek dalam batas waktu dan anggaran yang telah ditetapkan.
  • Kepuasan Anggota Tim: Seorang pemimpin yang berkualitas adalah seseorang yang mampu memotivasi dan menginspirasi anggota timnya. Kepuasan anggota tim dapat diukur melalui survei, evaluasi kinerja, atau tingkat retensi karyawan.
  • Kemampuan Mengatasi Tantangan: Seorang pemimpin yang efektif harus mampu mengatasi tantangan dan mengelola konflik dengan baik. Kemampuan untuk menangani situasi sulit atau krisis merupakan indikator penting dari kepemimpinan yang berkualitas.
  • Pengembangan Anggota Tim: Seorang pemimpin yang sukses adalah seseorang yang mampu mengembangkan dan memotivasi anggota timnya untuk mencapai potensi mereka secara penuh. Ini bisa diukur melalui pengembangan keterampilan, promosi internal, atau kenaikan tanggung jawab.
  • Keadilan dan Integritas: Kepemimpinan yang berkualitas mencakup aspek keadilan dan integritas. Seorang pemimpin yang adil dan jujur ​​akan mendapatkan kepercayaan dan penghargaan dari anggota timnya.
  • Inovasi dan Perubahan: Seorang pemimpin yang efektif harus mampu merangkul inovasi dan mengelola perubahan dengan baik. Kemampuan untuk menciptakan lingkungan di mana ide-ide baru diterima dan diimplementasikan dapat dianggap sebagai tanda kepemimpinan yang baik.
  • Kepuasan Stakeholder: Kepuasan stakeholder, termasuk klien, pelanggan, pemegang saham, atau masyarakat umum, juga merupakan indikator penting dari keberhasilan kepemimpinan. Ini mencerminkan sejauh mana pemimpin mampu memenuhi harapan dan kebutuhan yang ada.

Namun, dalam konteks yang lebih luas, kita juga harus mempertimbangkan kasus-kasus di mana pemimpin mencapai dukungan publik dan kepercayaan tanpa harus mengandalkan kekayaan sebagai aspek utama. Contoh nyata dapat ditemukan pada perbandingan harta kekayaan antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo pada tahun 2018.

Meskipun perbedaan signifikan dalam kekayaan mereka, hasil pemilihan Presiden tahun 2019 menunjukkan bahwa kekayaan bukanlah satu-satunya faktor penentu. Kemenangan Pak Jokowi menyoroti pentingnya faktor lain seperti popularitas dan dukungan prestasi sebelumnya.

Seorang pemimpin, oleh karena itu, tidak dapat sepenuhnya bergantung pada faktor kekayaan sebagai satu-satunya syarat untuk menduduki jabatan. Meskipun kekayaan dapat memotivasi dan memengaruhi masyarakat, namun tanpa dukungan popularitas dan bukti prestasi, kekayaan mungkin saja tidak cukup untuk memenangkan kompetisi pemilihan.

Dalam kerangka pemilihan pemimpin yang sesuai dengan sila ke-5 pada Pancasila "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia", dapat diindikasikan bahwa masyarakat akan lebih memilih pemimpin yang memberikan kontribusi nyata terhadap keadilan sosial. Oleh karena itu, faktor kekayaan mungkin bisa diabaikan oleh masyarakat jika ada faktor keadilan sosial dan prestasi yang diakui oleh salah satu kandidat.

Kita dapat lebih memahami bahwa kepemimpinan yang sukses tidak dapat direduksi hanya pada dimensi kekayaan semata, melainkan harus memperhitungkan beragam elemen yang mencerminkan keberhasilan dan kualifikasi kepemimpinan yang sebenarnya. kekayaan adalah hanya salah satu dari banyak dimensi kepemimpinan.

Pemimpin yang sukses adalah mereka yang mampu menggabungkan berbagai elemen, termasuk keberhasilan finansial, popularitas, dukungan prestasi, keadilan sosial, dan integritas. Dengan demikian, kita dapat menetapkan paradigma kepemimpinan yang lebih komprehensif, menciptakan pemimpin yang mampu memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat.(*)


*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya