Kaltim
Perguruan Tinggi di Kaltim Masih Hati-Hati Terapkan Kuliah Tatap Muka
Kaltimtoday.co, Samarinda - Tahun ini, perguruan tinggi diberikan izin oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kembali menggelar perkuliahan tatap muka. Namun, perkuliahan harus mematuhi protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.
Di Kaltim, hingga saat ini perguruan tinggi masih berhati-hati untuk kembali menerapkan kebijakan pembelajaran tatap muka. Politeknik Negeri Samairnda (Polnes) misalnya, masih mengkombinasikan pembelajaran secara daring dan luring. Pembelajaran daring digelar untuk semua mata kuliah teori. Adapun luring untuk praktik, penelitian, dan magang. Sementara Universitas Mulawarman (Unmul) hingga saat ini belum memutuskan skema perkuliahan di tengah pandemi Covid-19.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unmul, Prof Mustofa Agung Sardjono menyampaikan, pihaknya saat ini masih menunggu rekomendasi dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Unmul. Hasil rekomendasi itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan perkuliahan tatap muka atau tidak pada rapat 8 Januari mendatang.
"Sampai saat ini belum kami putuskan. Masih menunggu rekomendasi Satgas Covid-19 Unmul," jawa Prof Mustofa Agung Sardjono ketika dikonfirmasi, Rabu (6/1/2021).
Terpisah, Direktur Polnes, Ramli menyampaikan, tahun ini pihakna masih menerapkan kebijakan perkuliahan kombinasi antara daring dan luring. Khusus perkuliahan teori masih diterapkan secara daring. Sedangkan praktikum akan dilakukan secara luring.
"Praktikum nanti juga dibatasi. Kapasitasnya setengah dari normal. Misalnya, 1 kelas ada 24 mahasiswa berarti yang boleh masuk hanya 12. Mereka bergantian. Itu kebijakan yang akan diterapkan," terang Ramli.
Terkait jadwal praktikum secara luring, akan disesuaikan dengan masing-masing jurusan. Disebutkan Ramli, ada 10 jurusan dari teknik dan non-teknik yang memerlukan praktikum. Ditanya soal protokol kesehatan Covid-19, Ramli menegaskan pihaknya sudah menerapkan hal itu secara ketat. Termasuk dengan melibatkan Satgas Covid-19 di internal Polnes yang memastikan protokol kesehatan berjalan baik. Sekaligus menyiapkan fasilitas yang diperlukan. Penyediaan wastafel dan hand sanitizer di lingkungan kampus.
"Kalau untuk paket internet bagi yang kuliah daring nanti dapat dari Kemendikbud. Saat ini, masih proses kuliah semester ganjil tahun akademik 2020/2021. Maret baru mulai kuliah semester genap," jelas dia.
Perkuliahan tatap muka di kampus dinantikan oleh mahasiswa. Namun, hal itu tidak serta-merta bisa dilakukan karena pandemi Covid-19 hingga saat ini masih belum bisa dikendalikan. Muhammad Kholid Syaifullah misalnya, mengaku setuju jika saat ini masih menerapkan perkuliahan daring. Namun menurut mahasiswa dari Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unmul tersebut, perkuliahan luring bisa disiasati. Terutama untuk perkuliahan yang berkaitan dengan praktik.
"Ada banyak materi kuliah yang sulit dipahami melalui pertemuan daring. Apalagi yang berkaitan dengan kegiatan praktik. Jadi perkuliahan luring masih dibutuhkan dengan tetap menerpkan protokol Covid-19," ungkap Kholid.
Selain minta dilakukan kombinasi perkuliahan daring dan luring, Kholid juga berharap perguruan tinggi menerapkan kebijakan diskon untuk uang kuliah. Menurutnya, jika UKT masih normal seperti biasa akan sangat tidak adil ketika perkuliahan diberlakukan penuh secara daring. Baginya, fasilitas dan efektivitas belajar tidak bisa dirasakan dan didapatkan.
"Jika tetap kuliah daring, subsidi kuota juga harus tetap ada. UKT juga harusnya diturunkan sampai 50 persen," tuntut dia.
Tanggapan lain datang dari Abdul Muhammad Rachim. Mahasiswa dari Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unmul. Rachim mengungkapkan bahwa peluang untuk kuliah luring tahun ini sangat kecil. Sebab kasus Covid-19 masih terus meningkat di Kaltim.
Senada dengan Kholid, Rachim juga berharap perkuliahan bisa dilakukan daring dan luring. Kuliah luring, menurutnya, sangat dibutuhkan mahasiswa sains dan teknologi untuk menggelar praktikum. Namun, pelaksanaanya tetap memerhatikan protokol kesehatan ketat dan ada sistem bergantian.
"Kalau secara daring, harapannya pihak kampus bisa menyesuaikan kondisi dengan sebaik-baiknya. Selain itu kami juga minta ada keringanan UKT. Ini masalah yang serius. Mahasiswa tidak menerima materi dengan baik, tak memakai fasilitas kampus, dan orangtua mahasiswa juga banyak yang mengalami penurunan ekonomi akibat Covid-19," pungkasnya.
[YMD | TOS]