Nasional

Kisah Sedih Raya, Balita Sukabumi yang Kehilangan Nyawa akibat Infeksi Cacing

Network — Kaltim Today 20 Agustus 2025 12:24
Kisah Sedih Raya, Balita Sukabumi yang Kehilangan Nyawa akibat Infeksi Cacing
Ilustrasi. (Pexels)

Kaltimtoday.co - Sukabumi kembali diguncang kabar memilukan. Seorang balita bernama Raya (3) meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan setelah tubuhnya dipenuhi cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Kisah ini viral di media sosial dan memunculkan keprihatinan mendalam, bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga sebagai potret lemahnya perlindungan anak di Indonesia.

Kondisi Medis Raya yang Mengkhawatirkan

Rekaman CT scan yang dibagikan lembaga sosial Rumah Teduh memperlihatkan bagaimana parasit tersebut menyerang organ vital dalam tubuh Raya hingga membuatnya semakin lemah.

Saat dirawat di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, keluarga menyaksikan langsung seekor cacing sepanjang sekitar 15 sentimeter keluar dari hidung Raya. Hal ini menjadi bukti betapa parahnya infeksi cacing gelang yang dideritanya.

Pihak rumah sakit menjelaskan bahwa infeksi tersebut sudah menyebar luas ke saluran pernapasan bahkan hingga ke otak. Kondisi kesehatan Raya semakin diperburuk oleh dugaan komplikasi tuberkulosis meningitis yang menyerang bersamaan.

Latar Belakang Kehidupan Raya

Raya lahir dari keluarga sederhana dengan kondisi ekonomi dan mental yang terbatas. Orang tuanya, Rizaludin dan Endah, tinggal di rumah panggung yang sempat roboh sebelum akhirnya diperbaiki oleh warga sekitar.

Minimnya fasilitas serta kurangnya pengawasan membuat Raya kerap bermain di kolong rumah yang kotor dan dipenuhi kotoran ayam. Dari lingkungan inilah infeksi cacing perlahan masuk ke tubuh mungilnya hingga berujung fatal.

Hambatan Administrasi dan Biaya Pengobatan

Pada 13 Juli 2025, lembaga sosial Rumah Teduh mengevakuasi Raya ke rumah sakit. Namun, proses pengobatannya terhambat masalah administrasi. Ketiadaan kartu keluarga, BPJS, serta identitas yang jelas membuat prosedur perawatan menjadi berbelit.

Pihak rumah sakit memberi tenggat waktu tiga kali 24 jam untuk melengkapi dokumen, namun hingga batas waktu habis, persyaratan tersebut tak kunjung terpenuhi. Akibatnya, biaya perawatan harus ditanggung secara mandiri.

Dalam sembilan hari perawatan, tagihan rumah sakit membengkak hingga puluhan juta rupiah—angka yang tidak mungkin dijangkau oleh keluarga miskin seperti mereka. Hingga akhirnya, pada 22 Juli 2025, Raya menghembuskan napas terakhir.

[RWT] 


Related Posts


Berita Lainnya