Samarinda
Peserta JKN Tetap Bayar Iuran, Sani: Kemarin Kami Sudah Dibantu Sekarang Giliran Kami
Kaltimtoday.co, Samarinda – Dua puluh hari lamanya Juhrah (73) tak sadarkan diri dan menjalani perawatan di ruang ICCU (Intensive Coronary Care Unit) di RSUD AW Syahrani karena menderita serangan jantung.
Informasi tersebut diperoleh dari salah satu kader JKN-KIS yang tinggal tak jauh dari kediaman Juhrah. Tim Jamkesnews mencoba mengonfirmasi langsung ke kediaman Juhrah di daerah kelurahan Gunung Lingai Samarinda pada Jum’at (13/3/2020).
Tim Jamkesnews diterima langsung oleh Sani (77) suami Juhrah, dia menceritakan sebelum mengalami serangan jantung Juhrah menjalani aktivitas seperti biasa, namun siang itu tanpa ada tanda-tanda mendadak dia tidak sadarkan diri, dan sontak membuat Sani panik karena hari itu hanya mereka berdua yang tinggal di rumah.
Sani pun dengan penuh kekawatiran menghubungi anaknya yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Dengan dibantu oleh beberapa tetangga akhirnya Juhrah dilarikan ke UGD (Unit Gawat Darurat) Rumah Sakit Samarinda Medika Citra terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.
“Seteleh diperiksa ada macam-macam dari penyakit jantung, gula darah. Nah kaya apa lagi namanya sudah tua ini,” ungkap Sani.
Hari pertama kondisi kesehatan Juhrah tak menunjukkan tanda-tanda perubahan, akhirnya dokter memutuskan untuk merujuk ke RSUD AW Syahrani.
“Ujar dokter, nenek ini harus dirujuk ke rumah skait umum (RSUD AW Syahrani), karena kondisinya kada (tidak) memungkinkan dan di sana peralatannya lebih lengkap,” ucapnya.
Setibanya di RSUD AW Syahrani, Juhrah langsung mendapatkan penanganan khusus di ruang ICCU karena masih tidak sadarkan diri.
“Jantung nenek tambah hari tambah lemah apa lagi di ruangan ICCU tidak bisa ditemani cuma waktu-waktu tertentu saja boleh menjenguk. Rasa sedih juga, tinggal berdoa saja semoga Allah berikan yang terbaik,” kenang Sani.
Sementara itu tim medis terus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan Juhrah yang kondisinya semakin menurun.
“Kami dipanggil dokter, ujarnya nenek harus dipasang alat, harga alatnya itu kalau tidak salah dua puluh lima juta. Nah terkejut lah kami, bingung juga kaya apa biayanya ini. Tapi kata orang rumah sakit, semua ditanggung BPJS Kesehatan jadi tinggal tanda tangan saja persetujuan pasang alat. Rasa gak percaya tapi syukur Alhamdulillah,” terang Sani.
Setelah tak sadarkan diri selama dua puluh hari lamanya, akhirnya kondisi Juhrah mulai berangsur membaik dan telah sadarkan diri, dia pun dipindahkan ke ruang perawatan.
“Jadi totalnya dua puluh tujuh hari dirawat di rumah sakit, nenek boleh pulang dan tidak ada bayar sepeserpun. Biaya yang kami keluarkan cuma untuk makan keluarga yang menjaga saja, ini bujur-bujur (benar-benar) kami alami dan JKN-KIS itu sangat membantu. Memang selagi sehat daftar tidak ada ruginya untuk jaga-jaga, karena sakit itu tidak ada yang tau kapan datangnya, bisa pagi, siang, sore, malam suka-suka dia saja,” terang Sani bersemangat.
Kini setelah merasakan maanfaat Sani tidak pernah lagi menunda-nunda.
“Setelah merasa manfaatnya kami kada pernah lagi tunda-tunda bayar, hitung-hitung kami membayari hutang. Kan kemarin sudah dibantu, sekarang giliran kami yang membantu, pokoknya gak ada ruginya jadi peserta JKN-KIS,” tutup Sani.
[KA | RWT | ADV]