Internasional
Refleksi Thanksgiving di Juneau, Alaska: Kehangatan di Tengah Suhu Minus
Oleh: Muhammad Rafi Faris Fadillah
DI USIA saya yang ke-17 tahun (2025), saya berkesempatan mengikuti program Kennedy-Lugar Youth Exchange Study (KL-YES) di Amerika Serikat. Saya ditempatkan di sebuah kota kecil, dingin, dan penuh sejarah: Juneau, Alaska.
Selama tiga bulan terakhir hingga hari ini, 29 September 2025, saya tinggal bersama keluarga angkat yang saya sebut keluarga baru: dua orang tua angkat dan dua adik angkat.
Pada tanggal 27 November 2025 lalu, kami merayakan Thanksgiving. Hari tersebut merupakan momen bagi keluarga Amerika untuk mengungkap rasa syukur atas berkat yang telah diterima sepanjang tahun, yang dirayakan dengan makan malam bersama keluarga besar. Thanksgiving selalu identik dengan suasana hangat dan penuh kasih sayang.
Di kota, ornamen khas seperti kalkun dan daun-daun musim gugur dipajang sebagai penanda perayaan ini. Tahun ini, saya merayakan Thanksgiving pertama saya bersama keluarga angkat dan keluarga besar mereka. Total 17 orang berkumpul, merayakan hari itu dengan penuh pelukan dan cinta.
Pada siang hari yang sejuk, kami mengosongkan perut untuk persiapan makan malam dengan berjalan di North Douglas. Meskipun suasana dingin dan seluruh tanaman membeku, kami sekeluarga berjalan riang, bercanda, dan melempar bola football.
Pemandangan alam Alaska hari itu sangat cantik. Saya bisa melihat laut lepas, gunung-gunung yang tertutupi salju, bahkan Mendenhall Glacier terlihat dari kejauhan.
Sore harinya, kami pulang ke rumah. Keluarga saya berkesempatan menjadi tuan rumah perayaan Thanksgiving tahun ini. Bersama-sama, kami menyiapkan hidangan utama, termasuk kalkun.
Di malam hari, seluruh anggota keluarga besar berkumpul. Di meja makan, hidangan seperti kalkun, mash potatoes, cranberry jam, stuffing, dan pumpkin pie disajikan hangat, melawan dinginnya suhu di Alaska. Kami makan, bercerita, dan bahkan mengadakan talent shows (acara unjuk bakat) di akhir acara.
Rasa syukur, bahagia, dan kasih sayang penuh saya rasakan di Thanksgiving tahun ini. Seluruh cinta-kasih dan kehangatan Thanksgiving benar-benar memberikan rasa hangat, padahal suhu di luar mencapai -6° Celcius.
Thanksgiving bukan semata tentang kalkun, mash potatoes, ataupun pumpkin pie yang lezat. Tetapi tentang mereka yang merayakan bersamamu. Dan terutama, tentang rasa syukur yang tanpa sadar sering kali kita abaikan (we take for granted). Perayaan Thanksgiving pertama saya sangat berkesan, saya benar-benar merasa dirayakan di sana.
Sebagai informasi, Program Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (YES) adalah beasiswa berbasis prestasi yang didirikan oleh Senator Amerika Serikat Kennedy dan Lugar setelah peristiwa 11 September 2001, dengan tujuan mempererat hubungan antar generasi muda dari negara-negara dengan populasi Muslim yang signifikan, termasuk Indonesia, dengan masyarakat Amerika.
Program ini memberikan kesempatan bagi siswa SMA berusia 15-17 tahun untuk menghabiskan satu tahun akademik di Amerika Serikat, tinggal bersama keluarga angkat, bersekolah, dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan. Hampir 2.000 pelajar Indonesia telah berpartisipasi dalam program ini, yang di Indonesia dikelola oleh Yayasan Bina Antarbudaya. (*)
Related Posts
- Musim Hujan Berkepanjangan Diprediksi Ancam Kaltim hingga Pertengahan 2026
- Inflasi Kaltim November 2025 Tembus 2,28 Persen, Kenaikan Harga Didominasi Kelompok Makanan
- Kaltim Raih Peringkat 1 Nasional Sutami Award 2025 Berkat Kinerja Jasa Konstruksi Terbaik
- Soroti Kualitas ASN, DPRD Kaltim Desak Peningkatan Kedisiplinan dan Kesejahteraan
- Perkuat Legalitas Aset, Pemkab Kukar Targetkan Sertifikasi Lahan 700 Masjid Mulai 2026









