Daerah
Revitalisasi Pasar Segiri Ditarget Mulai 2026, Pemkot Samarinda Kejar Bantuan Dana dari Pusat
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda resmi menggeser fokus pembangunan ke revitalisasi Pasar Segiri setelah pekerjaan Pasar Pagi memasuki tahap akhir. Sebagai pasar terbesar dan pusat distribusi kebutuhan pokok di Kalimantan Timur, Segiri beroperasi selama 24 jam dan menjadi jantung pasokan komoditas seperti sayur mayur, bawang, cabai, hingga kentang untuk kota dan daerah-daerah sekitarnya.
Karena karakteristiknya yang didominasi pedagang basah dan grosir, konsep revitalisasi dirancang menjadi dua lantai lengkap dengan akses bongkar muat yang efisien. Namun proses menuju revitalisasi besar ini tidak sederhana.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menyebut bahwa meski perencanaan teknis sudah matang, termasuk Detail Engineering Design (DED), persoalan pendanaan masih menjadi batu sandungan.
“Sampai sekarang belum ada persetujuan. Kita semua bergerak, tapi kondisi tahun ini kan efisiensi. Kami tetap mencari jalur, mana tahu pemerintah pusat juga memberikan bantuan,” terang Marnabas.
Ia menyebut Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Perdagangan menjadi salah satu harapan utama pembiayaan proyek ini.
“Kementerian perdagangan itu ada DAK fisik. Mana tahu nanti kita dibantu lewat itu. Kita berharap pusat juga memberikan bantuan kepada kita,” ujarnya.
Bahkan, ia menegaskan bahwa timnya siap menempuh berbagai opsi demi memastikan revitalisasi tetap berjalan. Marnabas menekankan bahwa semua upaya akan dilakukan selama tidak melanggar ketentuan.
Untuk lokasi relokasi sementara pedagang, Pemkot disebut masih menimbang sejumlah alternatif. Lahan eks Bandara Temindung menjadi pilihan paling ideal karena mampu menampung karakter dagangan basah dan aktivitas bongkar muat pedagang grosir.
“Tapi semua masih kita kaji. Apakah nanti di Segiri 2 di Jalan D.I. Panjaitan, atau beberapa alternatif lain. Ini kan pasar spesifik, beda dengan Pasar Pagi kemarin,” jelasnya.
Ia mencontohkan bahwa saat Pasar Pagi direvitalisasi, pedagang kain dan aksesoris masih bisa dipindahkan ke Segiri Grosir (SGS) atau Pasar Sungai Dama bagi para pedagang basah.
Masalah terbesar lainnya adalah penyesuaian anggaran. Usulan revitalisasi sebelumnya mencapai Rp300 miliar, namun Pemkot harus menekannya hingga maksimal Rp200 miliar agar lebih realistis.
“Kemarin itu di paparan awal, anggarannya sampai 300 miliar. Sekarang masih direvisi lagi karena masih di atas 200 miliar. Targetnya maksimal 200 miliar,” ujar Marnabas.
Meski tekanan anggaran cukup besar, ia menegaskan bahwa revitalisasi Pasar Segiri tetap menjadi prioritas.
“Jelas prioritas. Masalahnya sekarang efisiensi. Tapi kita optimis di 2026 ada jalan,” ujarnya sembari optimistis bahwa dukungan pusat dapat kembali mengalir seperti proyek-proyek pasar sebelumnya.
Dengan DED yang sudah siap, rencana zonasi yang lebih tertata, serta dorongan kuat dari Wali Kota Andi Harun untuk membenahi pasar terbesar di Kaltim tersebut, Pemkot kini menunggu kepastian pendanaan sebelum eksekusi fisik dimulai.
“Yang penting konsep sudah ada. Tinggal dananya. Sisanya banyak berdoa,” pungkas Marnabas.
[NKH | RWT]
Related Posts
- 319 Pelanggaran Terjaring di Hari Kesembilan Operasi Zebra: Tiga Jenis Pelanggaran Dominasi Penindakan
- Momentum Hari Guru Nasional di SMAN 10 Samarinda, Refleksi Diri hingga Launching Pajiq Learning Community
- Dishub Samarinda Masih Tunggu Restu Pusat untuk Pelican Crossing di Juanda, Ribuan Pelajar Masih Menyeberang dalam Risiko
- DJPb Kaltim Dorong Mahasiswa Unmul Melek Kebijakan Fiskal Lewat Treasury Goes to Campus
- Pemkot Samarinda Tegaskan Tak Ada Ruang Bagi Prostitusi Ilegal, Andi Harun: Penertiban Loa Hui Tak Perlu Tunggu Instruksi Wali Kota









