Samarinda

RSUD AW Sjahranie Pertimbangkan Tambah Ruang Isolasi, Dinkes Kaltim: Kami Harus Rekrut Relawan

Kaltim Today
28 Januari 2021 17:17
RSUD AW Sjahranie Pertimbangkan Tambah Ruang Isolasi, Dinkes Kaltim: Kami Harus Rekrut Relawan
Direktur RSUD AW Sjahranie, dr David Hariadi Masjhoer.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kasus positif Covid-19 di Kaltim masih terus meningkat. Salah satu rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 ada di RSUD AW Sjahranie Samarinda. Melonjaknya kasus, otomatis membuat rumah sakit menerima banyak pasien. Oleh sebab itu, pihak rumah sakit pun mempertimbangkan untuk menambah ruang isolasi.

Direktur RSUD AW Sjahranie, dr David Hariadi Masjhoer menyampaikan, saat ini ruang tambahan sudah ada, hanya saja belum ter-setting untuk ruang isolasi tekanan negatif. Kemudian, pihak rumah sakit telah membuat jalur khusus untuk pasien. Sebab, selama ini pasien masuk melewati ruang umum sehingga kini dibuat jalur khusus ke luar. Dikatakan David, jalur tersebut diperkirakan selesai dalam minggu ini.

"Perbaikan tempat tidur dan ruang sekat untuk petugas, ruang anteroom semua sudah selesai. Kalau penambahan tempat tidur yang baru ini nanti sekitar 40. ICU untuk pasien Covid-19 ada 7 dan semuanya full," ungkap David kepada awak media pada Kamis (28/1/2021).

ICU pun rencananya akan ditambah. Namun, pihak rumah sakit masih akan menghitung sesuai dengan tenaga yang dimiliki. Secara kemampuan, sebenarnya bisa ditambah hingga 15 tenaga. Namun, tak dapat dimungkiri perihal SDM cukup menyulitkan.

Disebutkan David, pegawai di RSUD AW Sjahranie ada sekitar 2.300. Sedangkan tenaga kesehatan (nakes) seperti perawat dan bidan ada sekitar 1.050. Rinciannya, ada sekitar 900 perawat dan 150 bidan sedangkan dokter ada sekitar 250. Saat ini, rumah sakit mengerahkan sekitar 400 perawat untuk menangani pasien Covid-19. Sementara itu, pasien lain pun harus ditangani. Akhirnya, diputuskanlah pembagian serupa.

"Jadi pasien non Covid-19 dan Covid-19 sama-sama tertangani. Untuk menangani pasien Covid-19, jam kerjanya tidak sama dengan yang normal. Mereka harus lebih banyak di ruangan untuk mengontrol pasien. Total care," lanjut dokter spesialis ortopedi dan traumatologi itu.

Diungkapkan David, pasien Covid-19 tidak sama perlakuannya dengan pasien biasa. Lazimnya, pihak keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan sedangkan, pasien Covid-19 tidak boleh ditunggu oleh keluarganya. Terlebih lagi, pasien yang diterima saat ini banyak mengeluhkan gejala sedang dan berat. Alhasil, harus diawasi terus-menerus.

"Makanya pegawai yang ada di dalam itu standby. Kalau shift kerja kan biasanya 8 jam. Tapi kami ubah untuk perawat yang standby di dalam itu hanya 4 jam. Jadi dalam 1 shift itu dibagi ke 2 tim, masing-masing 4 jam sehingga mereka tak terlalu kelelahan," jelas David saat ditemui di Kantor Gubernur Kaltim.

Pihak rumah sakit pun mengubah jam kerja. Kondisi normal, perawat bekerja 4-5 hari dan 1 hari libur. Namun, saat ini hanya bekerja 3 hari dan 2 hari libur. Ini dilakukan agar mereka tak terlalu kelelahan dan tak terpapar virus. Diungkapkan David, untuk saat ini tenaganya memang masih cukup. Namun, jika ingin ada penambahan kapasitas, pihaknya harus menghitung lagi untuk jumlah perawat.

"Kalau tempat tidur itu tidak ada masalah. Tapi nakesnya yang harus dihitung sebab kami juga melaksanakan instruksi bahwa nakes harus dijaga. Opsi penambahan nakes sedang kami bicarakan. Mencarinya agak susah," beber David.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes Kaltim) dr Padilah Mante Runa juga menyampaikan perihal penambahan kamar sudah dibicarakan dengan David selaku direktur RSUD AW Sjahranie. Sejak sebulan yang lalu, pengajuan soal itu sudah disampaikan. Namun kendalanya memang ada di nakes.

"Mungkin 1-2 hari ini saya akan rapat dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kaltim sebagai pemegang kendali keuangan untuk Pegawai Tidak Tetap (PTT). Kami harus rekrut relawan," jelas Padilah.

Relawan khusus Covid-19 sangat diperlukan. Pihak RSUD AW Sjahranie pun mengaku siap untuk tambah fasilitas jika tenaganya memadai. Saat ini, prioritas nakes yang dibutuhkan adalah perawat dengan jumlah minimal 100. Mengacu pada hal tersebut, akan bergantung dengan keputusan saat rapat.

[YMD | RWT]


Related Posts


Berita Lainnya