Daerah

Sambut Kemerdekaan RI, Puan Lestari Jadi Forum Penggerak Perempuan untuk Lawan Krisis Iklim 

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 15 Agustus 2024 04:19
Sambut Kemerdekaan RI, Puan Lestari Jadi Forum Penggerak Perempuan untuk Lawan Krisis Iklim 
Hanna Pertiwi selaku Founder Puan Lestari saat memperkenalkan forum penggerak perempuan dalam project perlawanan krisis iklim. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Terbentuk menjelang Kemerdekaan RI, Puan Lestari hadir menjadi penggerak para perempuan di Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya Samarinda untuk melawan krisis iklim yang terjadi saat ini.

Puan Lestari merupakan forum perlawanan krisis iklim, diisi oleh beberapa perempuan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, di antaranya Hanna Pertiwi (Founder Puan Lestari), Chitia Agustina Wulandari (Owner Oemah Keboen Samarinda), Naeva Zahirah (Putri Pelajar Indonesia Lingkungan 2024), dan Adinda Mediana (Founder Pustaka Ibrahim).

Puan Lestarti hadir memperkenalkan dirinya dalam kegiatan Media Community Gathering, di Nutrihub Samarinda, Rabu (14/08/2024).

Founder Puan Lestari, Hanna Pertiwi menjelaskan misi yang akan dibawa oleh Puan Lestari, serta program-progran yang akan dijalankan dalam waktu dekat.

"Kami terbentuk di bulan Agustus, dan momennya bertepatan menjelang HUT Kemerdekaan RI. Intinya, kami akan menyuarakan peran perempuan untuk berani melawan krisis iklim yang terjadi sekarang," tuturnya.

"Anggota kami ada 10 orang, semuanya memiliki peran di bidangnya masing-masing," tambah Hanna.

Melalui Data dari PBB, disebutkan bahwa 80 persen perempuan menjadi kelompok terdampak adanya perubahan iklim, karena perempuan berperan sebagai perawat dan penyedia makanan. Sehingga, mereka akan memberikan dampak pada pangan, lingkungan, kesehatan, energi, sosial budaya hingga perekonomian.

Salah satu contoh kasus yang menjadi potret perempuan dalam mengambil perannya, yakni pada Kasus Antrean Kelangkaan Minyak Goreng di Indonesia. Dari pantauan yang ada, terlihat memang banyak perempuan yang hadir untuk mengantre minyak goreng, daripada laki-laki. Para perempuan justru lebih rela panas-panasan, demi memenuhi kebutuhan hidupnya bersama keluarga.

Menyikapi hal itu, Puan Lestari akan membentuk empat program. Pertama, Puan Olah Hayati, yang fokus kepada workshop atau pelatihan pengolahan pangan untuk ibu-ibu. Kedua, Alam Bernyanyi yang menyasar anak usia dini berkegiatan di taman terbuka hijau sambil belajar menanam dan mengenal tanda-tanda bencana alam.

Ketiga, Climate Change Dialogue yang nantinya akan menghadirkan narasumber ahli untuk berdiskusi terakit penanganan krisis iklim di Kaltim. Dan yang terakhir, Bijak Energi Campaign sebagai gerakan kampanye akbar menggunakan fitur ADD YOURS di Instagram. Fitur ini membuat masyarakat dapat mengunggah foto, teks, GIF, video atau lagu tentang bagaimana cara mereka dalam menghemat energi.

"Nantinya kami juga akan membangun komunikasi dengan stakholder seperti BPBD, DLH, Karang Taruna, saling berkolaborasi agar program-program Puan Lestari berjalan dan perempuan juga punya awareness terhadap perubahan iklim itu seperti apa," imbuhnya.

Program terdekat, Puan Lestari akan mengadakan workshop pelatihan pengolahan pangan di Oemah Keboen Samarinda pada 31 Agustus 2024. Lalu, ada juga event seminar yang membahas soal perlawanan krisis iklim pada 7 September 2024 mendatang.

"Dengan adanya gerakan ini, semoga kami bisa terus konsisten mengedukasi para perempuan serta masyarakat di luar sana, dan berkontribusi sebagai agen perubahan lingkungan," tegas Naeva Zahirah.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya