Samarinda
Selalu Konsisten Jaga Kualitas, Rasa dan Kerenyahan Camilan Jadi Andalan Elda Eriyani
Kaltimtoday.co, Samarinda - Siapa yang tak suka camilan? Paling tepat dinikmati saat senggang dan mengganjal perut yang lapar. Jika sedang mencari camilan renyah dengan nuansa asin dan gurih, Elda Eriyani punya jawabannya.
Elda memulai usaha yang dia namai Camilan Elda itu pada 2016. Berawal dari membuat pesanan camilan jintan manis untuk kawan-kawan orangtuanya. Alhasil dari mulut ke mulut semakin banyak orang yang ingin pesan camilan dengan Elda.
Awalnya hanya iseng, dari situ dia terpikir untuk langsung mempromosikan di Facebook. Hingga kini, bisnis tersebut masih Elda tekuni.
"Pertama kali bikin itu jintan manis. Akhirnya ditambah dengan jenis lain. Sampai sekarang ada 12 macam camilan," ungkap Elda saat ditemui Kaltimtoday.co dan Dinas Perindustrian Samarinda di Jalan Jakarta, Gang Perjuangan Blok 7 Nomor 9, Rabu (30/6/2021).
Tiga bulan sesudah membuat pesanan bagi teman orangtuanya, Elda mulai mengeksplorasi jenis camilan lain. Terlebih ada beberapa pembeli yang meminta camilan lain secara khusus.
Pada tahun yang sama, Elda juga pernah membuka lapak di GOR Sempaja setiap Minggu pagi. Penjualannya pun terlihat makin signifikan. Bahkan tiap momen lebaran, Elda bisa menangani ratusan kilo pesanan.
"Kalau sehari saja enggak posting di Facebook, ada aja tuh yang bertanya dan kirim pesan. Akhirnya saya bikinkan, sekalian banyak. Biasanya 10-12 kilogram sehari untuk camilan berbahan tepung. Kalau keripik lain lagi," tambahnya.
Beberapa jenis camilan yang dijajakan selain jintan manis ada keripik pisang, keripik singkong, kue satu kacang hijau, kacang sembunyi, keripik sukun, stik bawang, hingga pastel abon.
Dijelaskan Elda, pastel abon jadi camilan yang paling laris manis meski prosesnya cukup rumit.
"Kita ada reseller, yang aktif itu 4 orang. Jadi lingkupnya masih di sekitaran Samarinda," katanya.
Elda tak muluk-muluk dalam mempertahankan kualitas. Menurutnya yang paling penting adalah konsisten untuk rasa dan kerenyahan camilan tetap terjaga. Hingga jangan sampai produk yang sampai ke tangan pembeli sudah kedaluwarsa. Dia memastikan, produk yang dibuat selalu baru.
"Misalnya 1-2 hari sudah habis, bikin lagi yang baru. Jangan sampai rasanya itu berubah. Kita juga pasti pakai bahan-bahan yang premium. Produk camilannya bisa tahan sekitar 1 bulan," beber Elda.
Elda fleksibel bagi pembeli yang ingin mengambil camilannya. Bisa datang langsung ke lokasi di Jalan Jakarta sampai menggunakan jasa kurir. Bahkan sang suami juga turut membantu mengantarkan pesanan sepulang kerja. Ongkos kirim menyesuaikan dengan jarak dan akan dikomunikasikan dengan pembeli. Elda sudah mulai membuka jualannya tiap jam 8 pagi dan sampai sehabisnya.
"Kalau per bungkus kemasan itu kan setengah kilo, harganya Rp 30 ribu untuk yang camilan berbahan dasar tepung. Kalau keripik Rp 35 ribu. Kalau pastel abon jadi Rp 40 ribu," pungkasnya.
[YMD | TOS | ADV]
Related Posts
- Gratis! KALTIM ONE FESTIVAL Siap Gebrak Samarinda
- Aksi Demo Gerakan Mahasiswa Peduli Kaltim di KSOP Samarinda: Stop Batu Bara Koridor-Ilegal
- Tim Rudy-Seno Keberatan Dukungan Ormas Garda Prabowo ke Isran-Hadi, Sebut Pelanggaran Norma dan Etik
- Mahasiswi UINSI Syifa Hajati Terbitkan Buku dari Skripsi: Gender di Mata Gen Z
- Tumbuk Movement-CeCUR Jadi Inisiator Dialog Publik, Tantang Calon Pemimpin Tanggap Soal Isu Lingkungan dan Perubahan Iklim