Daerah

Setelah 8 Tahun Vakum, Lanjong Art Festival Hadirkan Ruang Lintas Budaya di Tenggarong

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 20 Agustus 2025 09:52
Setelah 8 Tahun Vakum, Lanjong Art Festival Hadirkan Ruang Lintas Budaya di Tenggarong
Lanjong Art Festival 2025. (Istimewa) 

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Setelah delapan tahun vakum, Lanjong Art Festival akhirnya kembali hadir di Tenggarong. Festival yang sebelumnya rutin digelar ini sempat terhenti sejak 2017, salah satunya akibat pandemi Covid-19 yang membuat banyak agenda kesenian tak bisa berjalan.

Direktur Lanjong, Kosis Ahoren, menuturkan bahwa kehadiran festival tahun ini diharapkan bisa menjadi momentum untuk memperkenalkan kembali ragam kesenian kontemporer kepada masyarakat Kukar. 

“Kami ingin memberi ruang refleksi sekaligus mengenalkan kesenian yang mungkin belum populer di Tenggarong. Walaupun tidak mudah, upaya ini tetap kami jalankan,” ujarnya, Selasa (19/8/2025) malam.

Mengusung tema Habis Barat Terbitlah Timur, Lanjong Art Festival 2025 akan digelar pada 22–28 Agustus di Ladang Budaya (Ladaya) Tenggarong. Agenda yang disiapkan tidak hanya berupa pertunjukan, tapi juga kompetisi teater nasional, workshop, sarasehan, karya kolaborasi, hingga eksibisi seniman dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Jepang, Spanyol, dan Brasil.

Kosis menegaskan, fokus festival diarahkan pada seni teater sebagai identitas Lanjong. “Ketika orang melihat Lanjong, mereka langsung teringat teater. Kenapa teater? Karena teater bisa masuk ke berbagai bentuk kesenian,” jelasnya.

Direktur Lanjong Art Festival, Mimi Nuryanti, menambahkan bahwa salah satu yang istimewa dari festival ini adalah kompetisi teater nasional yang terbuka bagi kelompok teater di seluruh Indonesia. Dari proses kurasi, terpilih 11 kelompok dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi.

“Dari hasil kerja kurator, terpilih 11 kelompok teater dari berbagai wilayah Indonesia. Ini bagian dari cara Lanjong Festival membangun ekosistem, dengan menghadirkan distribusi yang luas,” kata Mimi.

Tak hanya itu, festival juga menghadirkan workshop untuk mempertemukan generasi muda dengan para empu teater. Menurut Mimi, ruang transfer pengetahuan lintas generasi ini jauh lebih penting ketimbang sekadar popularitas. 

“Kami ingin festival ini jadi ruang distribusi pengetahuan, bukan sekadar tontonan,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Perwakilan Eksternal Lanjong Art Festival, Dedi Nala Arung, mengingatkan bahwa vakumnya festival disebabkan akibat pandemi Covid-19 yang membuat banyak kegiatan kesenian terhenti. 

“Delapan tahun vakum ini cukup panjang. Kami berharap Lanjong Art Festival bisa jadi semacam kebangkitan kembali,” katanya.

[RWT]



Berita Lainnya