Samarinda
Shuga Gula Aren, Anti Gunakan Bahan Pengawet
Kaltimtoday.co, Samarinda - Memanfaatkan peluang dengan mengolah gula aren bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Nurmiyati atau biasa diakrab Nurmi sudah membuktikannya dengan mendirikan Shuga Gula Aren.
Kepada Kaltimtoday.co dan Dinas Perindustrian (Disperin) Samarinda, Nurmi bercerita bahwa awalnya dia menjual gula aren batok. Kemudian, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Sungai Pinang kala itu memberikan saran kepadanya untuk membuat gula aren yang lebih praktis dan memudahkan konsumen.
"Saya kepikiran kalau gula aren bubuk dan cair lebih memudahkan. Saat saya coba, langsung berhasil. Makanya saya teruskan. Awalnya coba dari 1 kilogram," ungkap Nurmi.
Saat ini, gula aren milik Nurmi sudah ada 3 versi. Mulai yang berbentuk batok, cair, dan bubuk sejak 2019. Nurmi memanfaatkan marketplace dan medsos untuk penjualannya. Rupanya banyak yang antusias untuk mencoba.
Khususnya dari daerah Jawa Timur seperti Malang. Pembeli dari daerah lain di Kaltim seperti Bontang, Balikpapan, dan Tenggarong juga ada. Kiriman bisa sampai 5 kilogram.
"Kalau harga sudah tetap itu Rp 100 ribu per kilogram untuk yang bubuk. Gula aren biji Rp 40 ribu 1 kilogram. Nah kalau untuk yang cair 1 liternya Rp 100 ribu," lanjutnya.
Disebutkan Nurmi, pengolahan untuk gula aren bubuk dan cair lebih sulit. Bahkan merebusnya bisa sekitar 7 jam. Prosesnya cukup banyak. Spesialnya, pengolahan gula aren masih menggunakan kayu bakar. Tentu berpengaruh ke rasa yang lebih nikmat.
Jika sekiranya berminat untuk membeli gula aren, jangan khawatir terhadap ketahanan produk Shuga Gula Aren. Untuk gula aren biji, misalnya bisa bertahan selama 1 bulan. Bubuk justru lebih tahan lama karena kering sempurna, tidak ada airnya lagi. Biasanya bertahan sampai 6 bulan.
Sedangkan yang cair, bakal bertahan hingga 6 bulan jika disimpan di freezer. Informasi seperti ini turut dicantumkan oleh Nurmi di kemasannya. Produk Shuga Gula Aren sudah bisa ditemukan di Planet Swalayan, Auto Swalayan, dan Yugo Market.
"Keunggulan kami, tentu alami karena tidak pakai pengawet. Murni aren. Biasanya kan ada yang dicampur gula pasir. Punya saya murni jadi bisa buat herbal juga," bebernya.
Produk gula aren milik Nurmi biasanya digunakan untuk campuran minuman herbal. Bahkan jadi pengganti gula bagi penderita diabetes. Tak jarang juga jadi campuran untuk kopi, pisang keju, roti, hingga penyedap berbagai masakan.
Disperin Samarinda juga jadi salah satu instansi yang memberikan dukungan. Shuga Gula Aren sudah pernah dibantu dalam hal promosi untuk pemasaran produk. Produk Nurmi juga akan segera tiba di Bali untuk dipasarkan dan dikenal lebih luas oleh pasar internasional. Terlebih, di sana banyak turis.
"Saya berharap, semoga ke depannya penjualan laris dan bisa ekspor ke luar negeri," harapnya.
Jika berminat untuk segera mencicipi Shuga Gula Aren, juga bisa langsung datang ke tempat yang beralamat di Jalan Gunung Lingai, Gang Kepanduan Nomor 40, RT 03, Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda. Bisa juga menghubungi Nurmi di nomor 085251576533.
[YMD | ADV DINAS PERINDUSTRIAN]
Related Posts
- Aksi Demo Gerakan Mahasiswa Peduli Kaltim di KSOP Samarinda: Stop Batu Bara Koridor-Ilegal
- Tim Rudy-Seno Keberatan Dukungan Ormas Garda Prabowo ke Isran-Hadi, Sebut Pelanggaran Norma dan Etik
- Mahasiswi UINSI Syifa Hajati Terbitkan Buku dari Skripsi: Gender di Mata Gen Z
- Tumbuk Movement-CeCUR Jadi Inisiator Dialog Publik, Tantang Calon Pemimpin Tanggap Soal Isu Lingkungan dan Perubahan Iklim
- Kolaborasi JMS dan AJI Samarinda, Wadahi Diskusi Soal Netralitas Pilkada dan Tekankan Jurnalis Bukan Juru Kampanye