Figur

Siapakah KGPAA Mangkunegoro VII? Mengenal Sosok Bapak Penyiaran Pertama di Indonesia

Diah Putri — Kaltim Today 01 April 2024 13:53
Siapakah KGPAA Mangkunegoro VII? Mengenal Sosok Bapak Penyiaran Pertama di Indonesia
Sosok KGPAA Mangkunegoro VII. (Wikipedia)

Kaltimtoday.co - Tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Penyiaran Nasional atau Harsiarnas. Peringatan ini hadir untuk menumbuhkan apresiasi terhadap dunia penyiaran di Indonesia.

Salah satu hal penting dalam deklarasi pertama pada 1 April 2010 adalah menetapkan KGPAA Mangkunegoro VII sebagai Bapak Penyiaran Indonesia. Beliau merupakan tokoh besar dan berpengaruh dalam pergerakan, pendidikan, dan kebudayaan Jawa, khususnya dalam memperjuangkan kebudayaan Nusantara.

Lantas, siapakah KGPAA Mangkunegoro VII? Berikut profil lengkapnya yang dihimpun oleh Kaltim Today dari Wikipedia dan Kominfo RI.

Profil KGPAA Mangkunegoro VII

Profil KGPAA Mangkunegoro VII
Profil KGPAA Mangkunegoro VII. (Museum Kemendikbud)

Kanjeng Guri Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII merupakan anak ketujuh Mangkunegaran yang memerintah pada 1916 hingga 1944. KGPAA Mangkunegoro VII lahir dengan nama Raden Mas Soerjosoparto yang merupakan anak ketujuh dari 28 bersaudara pada 12 November 1885.

Mangkunegara VII memiliki peran yang sangat penting dalam merintis penyiaran radio di Indonesia.

Pendidikan dan Organisasi Mangkunegoro VII

Pasca mengambil pendidikan dasar di Europesche Lagere School (ELS), Mangkunegara VII menjalani magang di Kabupaten Demak sebelum memperdalam studi sastra Jawa dan Bahasa Belanda. 

Semangat beliau dalam dunia pergerakan tercermin dari partisipasinya dalam organisasi Boedi Oetomo serta perannya sebagai penasehat di berbagai perkumpulan pelajar.

Perjalanan Mangkunegara VII dalam Dunia Penyiaran di Indonesia

KGPAA Mangkunegoro VII bersama dengan Gusti Ratu Timoer dan Gusti Nurul.
KGPAA Mangkunegoro VII bersama dengan Gusti Ratu Timoer dan Gusti Nurul. (Kominfo RI)

Kiprahnya dalam dunia penyiaran di Indonesia dimulai saat keingintahuan Mangkunegara VII dalam teknologi penyiaran dipicu oleh pengalaman luar biasa ketika mendengarkan pidato Ratu Wilhelmina dari Belanda melalui radio. 

Antusiasme dan semangat yang dimilikinya untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan nusantara mendorongnya mendirikan jaringan perkumpulan penyiaran Radio Ketimuran di Indonesia. 

Sempat menjadi anggota organisasi radio amatir di Netherlands Indische Vereeniging Radio Amateus (NIVERA), Mangkunegoro VII memerintahkan pembentukan stasiun radio di Mangkunegaran, Kota Solo. Radio ini menyiarkan musik tradisional, ketoprak, dan wayang orang.

Pendirian Solosche Radio Vereeniging (SRV), Organisasi Radio Pertama di Indonesia

Dengan bantuan Ir. Sarsito Mangunkusumo, Mangkunegara VII mendirikan Solosche Radio Vereeniging (SRV), organisasi penyiaran radio pertama yang dikelola oleh kaum bumiputera. SRV menjadi pelopor jaringan penyiaran Radio Ketimuran di Indonesia.

Melalui SRV, Mangkunegara VII berupaya melestarikan seni dan budaya Nusantara dengan menyiarkan musik tradisional, wayang kulit, dan ketoprak. Guna memaksimalkan kualitas siaran, dia bahkan menyumbangkan tanah untuk pembangunan studio SRV di Surakarta.

Peran Mangkunegara VII sebagai pelopor penyiaran radio di Indonesia sangat diakui. Meskipun tidak secara langsung muncul ke permukaan, dedikasinya membantu mewujudkan jaringan penyiaran radio yang menjadi cikal bakal penyiaran nasional di Indonesia.

Dengan jejak catatan sejarahnya yang mengagumkan, Mangkunegara VII layak dihormati sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah penyiaran di Indonesia. Semangat dan dedikasinya untuk melestarikan budaya Nusantara melalui media penyiaran radio menjadi warisan yang patut diapresiasi oleh generasi masa kini.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 



Berita Lainnya