Nusantara
Sudah Serap Anggaran Rp 836 Miliar, Bendungan Sepaku Semoi Belum BIsa Suplai Air ke IKN
PENAJAM, Kaltimtoday.co - Bendungan Sepaku Semoi, infrastruktur pertama yang dibangun untuk mendukung kebutuhan air baku di Ibu Kota Nusantara (IKN), menghadapi kendala teknis meskipun telah menyerap anggaran sebesar Rp 836 miliar. Posisi bendungan yang lebih rendah dari kawasan IKN menjadi tantangan utama dalam menyalurkan air.
Dibangun sejak 2020, bendungan ini dirancang dengan kapasitas tampung 16 juta meter kubik dan luas genangan 322 hektare. Peresmian oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Juni 2024 menandai ambisi besar proyek ini sebagai sumber utama air baku dengan kapasitas suplai hingga 2.500 liter per detik—2.000 liter per detik untuk IKN dan 500 liter per detik untuk Balikpapan.
Namun, Nicco Plamonia, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyebutkan bahwa posisi elevasi IKN yang lebih tinggi dibandingkan bendungan menjadi hambatan utama. "Elevasi lokasi IKN yang lebih tinggi dibanding sumber air menimbulkan tantangan teknis besar," ungkap Nicco, Jumat (22/11/2024).
Biaya Operasional Tinggi
Mengatasi perbedaan elevasi ini memerlukan sistem pompa bertekanan tinggi, yang diperkirakan akan meningkatkan biaya operasional hingga Rp 478 per meter kubik. Jika biaya tersebut diterapkan, masyarakat kemungkinan akan menanggung harga air yang lebih tinggi, menimbulkan pertanyaan tentang efisiensi dan keberlanjutan operasional bendungan ini.
"Infrastruktur air minum yang andal tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga menciptakan kota yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan," ujar Nicco.
Bendungan Sepaku Semoi adalah salah satu infrastruktur kunci yang dibangun untuk mendukung pengembangan kawasan IKN, yang terletak di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara. Sebelum pembangunan, area ini adalah kawasan hutan belantara. Kini, proyek infrastruktur di kawasan tersebut terus berlanjut, meski beberapa masih menghadapi tantangan teknis dan penyempurnaan.
Dengan luas pengembangan IKN mencapai 256 ribu hektare, kebutuhan air baku menjadi salah satu prioritas utama pemerintah untuk memastikan keberlanjutan kota baru ini. Namun, kendala teknis di Bendungan Sepaku Semoi menjadi peringatan bahwa perencanaan dan desain infrastruktur harus lebih matang agar mendukung pembangunan yang efektif dan efisien.
[TOS]
Related Posts
- Yayasan Mitra Hijau Dorong Partisipasi Perempuan dalam Transformasi Ekonomi dan Transisi Energi Berkeadilan di Kaltim
- Dewan SDA Nasional Susun Strategi Pengelolaan Air Berkelanjutan untuk Pulau Kecil dan Terluar
- Gelar Festival Ibu Bumi Menggugat, Kader Hijau Muhammadiyah Bersama NGO Serukan Penolakan Ormas Keagamaan Terima Izin Usaha Pertambangan
- Sofyan Hasdam Pastikan Tapal Batas Kampung Sidrap Kembali Dibahas Usai Pelantikan Kepala Daerah
- Kepemimpinan Perempuan: Membangun Peradaban yang Berkeadilan