Kutim

Tantangan untuk Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif di Kutim, Harus Pahami Smartphonegraphy

Yasmin Medina Anggia Putri — Kaltim Today 10 Mei 2023 19:30
Tantangan untuk Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif di Kutim, Harus Pahami Smartphonegraphy
Komisi X DPR RI dan Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif beri pemahaman ke pelaku usaha ekraf soal smartphonegraphy. (IST)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Masih dalam rangka memberikan pemahaman kepada pelaku usaha ekraf di Sangatta, Kutim, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Kaltim dan Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali menggelar pelatihan strategi pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif melalui smartphonegraphy. 

"Iya ini dalam rangka penguatan kapasitas untuk pelaku usaha ekraf di Kutim," ungkap Hetifah, Rabu (10/5/2022) di Hotel Royal Victoria, Sangatta. 

Sejumlah narasumber yang berkompeten juga dilibatkan. Selain Hetifah, ada Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara, Dwi Marhenyono, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim, Nurullah, serta Dion Agustian dan Dharma Nababan.

Hetifah menyebut, Kaltim memiliki modal besar dalam pariwisata. Ada banyak destinasi potensial dan beragam. Mulai wisata bahari, tertua, terlangka, hingga yang paling indah. 

Potensi pariwisata itu, ujar Hetifah, juga sudah dibarengi dengan produk ekraf pendukungnya. Namun memang, perlu didukung juga dengan fotografi dan pemasaran yang optimal. 

"Harus didukung oleh fotografi dan pemasaran yang optimal guna memperlihatkan keunggulan produk, ,meningkatkan nilai jual, hingga mempengaruhi persepsi konsumen,” sambungnya. 

Lebih lanjut, Hetifah mengajak para pelaku usaha ekraf agar kreatif dalam menggunakan gawai yang dimiliki meskipun dengan cara sederhana terlebih dahulu. Apalagi, ada banyak fitur yang bisa dimanfaatkan. 

“Banyak fitur yang bisa dieksplor dalam ponsel pintar tersebut, salah satunya ialah fotografi. Dengan kreativitas, kita dapat menggunakan ponsel pintar untuk fotografi produk atau destinasi wisata,” ujarnya lagi. 

Sementara itu, Dwi Marhenyono juga mengamini bahwa perubahan pola wisatawan tampak terlihat setelah pandemi. Saat ini, banyak wisatawan yang lebih memilih destinasi yang tak begitu ramai. 

"Banyak wisatawan cari destinasi wisata yang tidak ramai. Seperti pedesaan. Akhirnya desa wisata menjadi marak dan harus terus didorong untuk menjadi desa wisata terbaik," tambah Dwi. 

Sedangkan Nurullah mengungkapkan, pembangunan pariwisata tidak bisa berdiri sendiri. Tapi harus berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan. Baik di pemerintah pusat, daerah, para pelaku, dan bahkan pihak swasta semua harus bersinergi.

“Keunikan destinasi wisata Kutim harus didukung dengan aksesibilitas pendukungnya. Juga pentingnya strategi pemasaran yang baik," tandasnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya