Bontang

Tegas! Wakil Ketua II DPRD Bontang Tolak Vaksin AstraZeneca

Kaltim Today
29 Maret 2021 10:53
Tegas! Wakil Ketua II DPRD Bontang Tolak Vaksin AstraZeneca
Wakil Ketua II DPRD Bontang, Agus Haris.

Kaltimtoday.co, Bontang - AstraZeneca menjadi vaksin kedua setelah Sinovac yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia menanggulangi virus corona.

Namun ditengah upaya vaksinasi secara masif, muncul gonjang-ganjing mengenai kandungan vaksin AstraZeneca. Lantaran diduga mengandung tripsin atau enzim babi.

Wakil Ketua II DPRD Bontang, Agus Haris menolak dengan tegas penggunaan vaksin tersebut. Menurutnya, secara aturan bagi umat islam hewan tersebut jelas dilarang dan haram masuk ke tubuh.

Kata dia, walaupun Majlis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa, membolehkan penggunaan dengan dalih kondisi dalam keadaan darurat. Dia menilai letak masalahnya bukan pada konteks darurat karena masih opsi lain. Seperti vaksin jenis Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNTech, dan Sinovac.

"Kenapa mesti memilih AstraZeneca. Saya tidak sependapat soal penggunaan vaksin yang mengandung sesuatu yang dilarang bagi umat islam. Meskipun dengan alasan darurat dan demi keselamatan nyawa,” ujarnya, Ahad (28/3/2021).

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Politisi partai Gerindra ini menganggap semua pihak bisa berpendapat soal pro kontra mengenai penggunaan vaksin AstraZeneca.

Bahkan menurutnya secara pribadi, di dalam islam. Hewan seperti anjing dan babi ketika bersentuhan dengan manusia hukumnya wajib bersuci.

"Halal dan haram sudah jelas hukumnya dalam islam sehingga tidak perlu ditafsirkan secara luas," tegasnya.

Agus berharap pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan Bontang tidak menggunakan AstraZeneca dalam program vaksinasi jika benar mengandung tripsin.

“Apapun alasannya jika terbukti dosis AstraZeneca mengandung hal yang dilarang dalam islam, saya minta distop. Jangan masuk Bontang,” pungkasnya.

Diketahui, sebanyak 11,7 Juta dosis vaksin Astrazeneca tiba di Indonesia melalui skema CORVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), awal Maret lalu.

Indonesia mematok target akan memakai 54 juta dosis vaksin buatan Oxford-AstraZeneca hingga akhir  2021.

[AS | NON | ADV DPRD BONTANG]


Related Posts


Berita Lainnya