Daerah
Teras Samarinda Segmen 4 Hadirkan Ruang Terbuka Hijau dan Drainase Modern di Tepian Mahakam

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pengerjaan proyek Teras Samarinda kembali mencuri perhatian. Kali ini, sorotan tertuju pada segmen 4 yang tengah dikebut pengerjaannya. Bukan karena megahnya bangunan baru, tetapi lantaran konsepnya yang berbeda dari tiga segmen lain, yang lebih menonjolkan fungsi ruang terbuka hijau (RTH) dan sistem drainase bawah tanah sebagai solusi pengendalian banjir di kawasan tepian Sungai Mahakam.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, Desy Damayanti, mengatakan bahwa banyak warga mengira proyek di segmen 4 belum berjalan karena tidak tampak aktivitas konstruksi besar di permukaan. Padahal, sebagian besar pekerjaan justru berlangsung di bawah tanah.
“Kalau hitungannya sih saat ini sudah sekitar 50 persen. Mungkin kalian nggak kelihatan bendanya ya? Ya memang karena bendanya bukan di atas. Dia itu jatuhnya seperti taman,” ujarnya.
Desy menjelaskan, pekerjaan utama di segmen 4 terletak pada pembangunan drainase besar berukuran 120x120 sentimeter dengan panjang mencapai 800 meter. Infrastruktur ini akan menjadi tulang punggung sistem pengendalian banjir di kawasan Jalan Masjid dan Masak Pagi, dua wilayah yang kerap terdampak genangan air saat hujan deras.
Sementara di permukaan, kawasan tersebut akan disulap menjadi taman kota dengan fasilitas publik sederhana seperti satu halte modern dan dua pos polisi. “Yang di atas nanti itu hanya taman, satu halte, dan dua pos polisi. Jadi kalau menunggu bangunan tinggi, pasti nggak ada. Karena konsep segmen 4 memang diarahkan sebagai RTH,” jelasnya.
Konsep segmen 4 ini dirancang agar kawasan tepian Mahakam tak hanya menjadi jalur pedestrian, tapi juga ruang hidup baru bagi warga kota tempat bersantai, berolahraga, dan menikmati suasana sungai yang lebih tertata.
“Segmen 4 ini kita siapkan untuk menjadi daerah terbuka hijau. Jadi nanti masyarakat bisa menikmati tepian sungai yang lebih teduh, lebih asri, tapi juga fungsional,” tuturnya.
Menariknya, halte yang akan dibangun di area tersebut bukan sekadar tempat menunggu bus. Fasilitas ini menjadi bagian dari sistem transportasi terpadu yang sedang dikembangkan pemerintah kota.
“Halte itu nantinya terhubung dengan sistem angkutan kota dan bus perkotaan. Jadi masyarakat bisa menikmati kawasan tepian sungai sambil terhubung dengan moda transportasi publik,” terang Desy.
Proyek Teras Samarinda sendiri terbagi dalam empat segmen dengan karakter berbeda. Segmen pertama fokus pada jalur pedestrian di atas sungai sepanjang 300 meter dengan anggaran sekitar Rp48 miliar. Segmen 2 dan 3 diarahkan untuk revitalisasi dermaga serta fasilitas terminal drop-off bus, masing-masing senilai Rp21 miliar. Adapun segmen 4 yang kini tengah digarap memiliki nilai kontrak sekitar Rp24 miliar.
“Memang kalau dilihat, segmen 4 ini tidak semegah dermaga atau pedestrian, tapi fungsinya vital. Ia akan menjadi penyeimbang antara ruang terbangun dan ruang hijau,” jelas Desy.
Untuk menghindari keterlambatan seperti tahun sebelumnya, Pemkot membagi pengerjaan tahun ini ke dalam tiga paket sekaligus. Seluruh segmen, terutama 2, 3, dan 4, ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025. “Seharusnya selesai sekarang. Kalau telat, kan uangnya kelewat lagi nanti,” imbuhnya.
Segmen baru Teras Samarinda bukan hanya proyek fisik, tetapi bagian dari transformasi wajah kota menuju tepian Mahakam yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.
“Kami ingin masyarakat Samarinda punya tempat yang nyaman untuk berjalan, bersantai, dan berinteraksi dengan sungai yang selama ini menjadi identitas kota,” pungkas Desy.
[NKH | RWT]
Related Posts
- BNN Kaltim Dorong Pemda Sediakan Poliklinik Rehabilitasi Narkotika di RSUD
- Prakiraan Cuaca Samarinda dan Sekitarnya Hari Ini, Sabtu, 18 Oktober 2025
- Strategi Pemkot Samarinda Hadapi Penurunan Anggaran TKD: Tak Ada Snack Rapat hingga Biaya Perjadin Dipangkas 90 Persen
- Sampaikan Permohonan Maaf, Andi Harun Janji Restorasi Rumah Terdampak Uji Struktur Proyek Terowongan Samarinda
- Dinas PUPR Ubah Metode Uji Struktur Usai Warga di Sekitar Proyek Terowongan Samarinda Protes Timbulnya Retakan di Dalam Rumah