Kaltim
Tingkatkan Ekonomi dan Pembangunan, Wakil Ketua DPRD Kaltim Dukung Daerah Otonomi Baru
Kaltimtoday.co, Samarinda - Daerah Otonomi Baru (DOB) di Benua Etam tengah jadi perbincangan. Bukan waktu yang sebentar untuk mendirikan DOB. Sampai saat ini pun, pemerintah pusat masih melakukan moratorium pemekaran daerah.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun turut memberikan tanggapan. Disebutkan Samsun, alasan pemerintah pusat belum mencabut moratorium pemekaran daerah disebabkan perlunya mengevaluasi DOB tersebut. Meski demikian, hal tersebut bukan jadi alasan.
Wacana di beberapa daerah di Kaltim yang ingin melakukan DOB disebutkan masih bisa diusulkan ke pemerintah daerah terlebih dahulu. Jika memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan, pengajuan DOB pun bisa disetujui. Namun selain itu harus menunggu keputusan dari pemerintah pusat lagi melalui penarikan moratorium pemekaran daerah.
“Sejauh ini karena ada moratorium, di mana ada masa evaluasi terhadap DOB. Bagaimana dengan kabupaten kota induknya, provinsi aman atau tidak. Kan ada evaluasi. Nanti kita lihat, selama memenuhi persyaratan, saya yakin pemerintah pusat pasti akan setuju,” jelas Samsun belum lama ini.
Dijelaskan Samsun, terciptanya DOB akan berdampak baik untuk sejumlah daerah yang ingin melakukan pemekaran. Selain dari sisi pembangunan, ekonomi juga termasuk.
Samsun menyebutkan beberapa contoh langkah DOB yang sudah dilakukan sejumlah daerah di Kaltim. Contohnya Bontang, Kutim, PPU, Kukar, Kubar, dan Mahulu. Pemekaran tersebut dinyatakan berhasil. Secara umum, DOB di Kaltim dianggap berhasil.
Bisa dilihat dari daerah induk yang tetap jalan dan daerah pemekaran juga jalan. Menurut politisi dari Fraksi PDIP itu, justru ada percepatan pembangunan. Sebab disertai dekonsentrasi massa.
“Saya yakin kalau DOB di Kaltim pasti berhasil. Mana yang tidak berhasil? Mulai dari pemekaran Bontang, Kutim, PPU juga Kukar sendiri terbelah jadi Kubar. Itu berhasil juga dan melahirkan Mahulu," tambahnya.
Evaluasi DOB di Kaltim, kata Samsun, seharusnya sudah cukup dilakukan. Menurutnya, daerah induk tak menjadi lebih kecil dari daerah pemekaran.
"Dikarenakan mobilisasi jumlah penduduk yang tersebar akan menumbuhkan sumber perekonomian baru. Dan ini bisa menjadi magnet dan spot ekonomi baru," tambah Samsun lagi.
Terdapat banyak faktor di balik adanya wacana DOB di sejumlah daerah di Benua Etam. Salah satunya perihal geografis sebab letak kabupaten atau kota yang cukup luas. Termasuk mengenai dugaan DOB yang merupakan langkah politis.
“Saya lihat di Kaltim ini terjadi pemekaran karena latar belakang yang disampaikan masyarakat. Seperti masalah geografis, keterisolasian. Sehingga ketika terjadi DOB akan ada keterbukaan akses, maka sektor ekonomi tergali,” jelas Samsun lagi.
DOB terus didorong di Kaltim karena letak geografis yang terlalu jauh. Sehingga masyarakat harus menghadapi kendala waktu dan jarak dalam hal pelayanan administrasi dari pemerintah.
Tak dapat dimungkiri bahwa permasalahan DOB di masing-masing daerah mempunyai permasalahan berbeda. Contohnya jarak, jumlah penduduk, jarak, dan peluang ekonomi.
"Walau tidak menutup kemungkinan adanya kepentingan kekuasaan untuk mendorong DOB. Karena tidak terakomodasi di dalam 1 kabupaten, jadi mencari lahan baru. Ini bisa jadi ada unsur seperti itu," pungkas Samsun.
[YMD | TOS | ADV DPRD KALTIM]
Related Posts
- Survei LPMM: Gen Z dan Milenial Kaltim Mayoritas Pilih Rudy Mas'ud-Seno Aji di Pilkada 2024
- Dukung Petani Lokal, ASN PPU Wajib Konsumsi Beras Lokal Daerah
- Rudy-Seno Targetkan 35 Ribu Massa dalam Kampanye Akbar di Gor Kadrie Oening Samarinda
- Kaltim Masuk Tingkat Kerawanan Tinggi Pikada, Menko Polhukam Turunkan Tim Khusus
- Kritik XR Bunga Terung untuk Pilkada Kaltim: Terjebak Populisme, Krisis Iklim Tak Jadi Prioritas