Opini
Tuhan Juga Harus Kita Rayu
Oleh: Muh Zakhi Hidayatulloh
Judul buku: Seni Merayu Tuhan
Penulis: Habib Jafar Husien Al-hadar
Penerbit: Mizan Media Utama
Tahun terbit: 2022
Tempat terbit: Bandung
Cetakan: Cetakan ke-5
Jumlah halaman: 228
ISBN: 978-602-441-255-5
Karenanya amal baik saja tidak cukup. Ia perlu dihias menjadi “amal yang indah”. Sebab, “Allah Maha Indah dan menyukai keindahan”, begitu sabda Nabi Muhammad sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dan sahabat Abdullah bin mas’ud. Dekati Dia dengan rayuan yang begitu romantis. Sebab, amal kita kita bukanlah alat tukar untuk tiket masuk surga, melainkan hanya rahmat-Nya yang menjadi tiket masuk surga. Sehingga tak ada jalan lain dari amal itu, kecuali dilakukan dengan indah dengan seni merayu agar Tuhan merasakan getaran cinta kita atas-Nya dalam amal itu hingga Dia mau memberi rahmat-Nya kepada kita. Oleh karena itu, kita butuh seni merayu tuhan.
Begitulah pesan yang dapat diambil dari prakata Habib Husein Jafar Al Haidar yang tertuang dalam Buku Seni Merayu Tuhan. Ternyata tidak hanya pasangan atau pacar yang harus dirayu dengan kata-kata manis, begitu pula dengan Tuhan. Apakah rayuan kita kepada pasangan lebih manis daripada rayuan kita terhadap Penciptanya? Waduh, tidak bahayakah?
Habib Jafar, begitu orang sering memanggilnya. Beliau merupakan penulis serta pendakwah yang berasal dari Madura yang mempunyai darah keturunan dari Rasulullah SAW. Beliau merupakan lulusan Pondok Pesantren Bangil Jawa Timur dan juga Sarjana Filsafat Islam dan Magister Tafsir Quran dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau dalam berdakwah selalu menggunakan logika filsafat dipadukan dengan humor-humor yang menarik
sehingga dakwahnya dapat diterima dengan baik terkhususnya bagi kalangan muda. Cara berpakaiannya yang kekinian merupakan bentuk kerendahan hatinya agar yang didakwahi merasa nyaman berada disandingnya. Beliau juga aktif dalam media sosial seperti Youtube, Instagram, Twitter, dan Tiktok. Beliau sering berkolaborasi dengan Youtuber seperti Coki Pardede dan Tretan Muslim dan para tokoh agama Islam maupun selain Islam.
Buku Seni Merayu Tuhan ini seolah-olah menampar manusia pada masa kini. Manusia yang masih terlalu memikirkan duniawi. Betapa sombongnya manusia dalam berdoa, sehingga seolah-olah dalam berdoa kita mendikte Tuhan. Padahal, Dia lebih mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya. Manusia yang terlalu percaya diri dengan amal dan ibadah yang mereka kerjakan sampai beranggapan surga dapat ditukar dengannya. Begitu mudah menyalahkan orang lain dan merasa dirinya yang paling benar. Untuk mendapatkan rahmat atau kasih sayang dari Allah perlu adanya seni yang indah dalam amal ibadah. Secara garis besar buku ini menjelaskan beberapa seni dalam merayu Tuhan yaitu dengan beragama dengan cinta, beragama dalam keberagaman, beragama dengan akhlak, dan beragama dengan tulus.
Beragama dengan cinta itu merayu bukan mendikte. Merayu Tuhan anggap saja seperti sedang merayu orang yang paling dicintai, sehingga apa yang diberikan kepada Tuhan adalah sesuatu yang paling bagus dan berkualitas. Contohnya, dalam beribadah hendaknya menghadirkan Tuhan dalam hati. Sehingga dalam beribadah tidak hanya secara lahir tapi juga secara batin. Tuhan akan merasakan cinta hambaNya, jika beribadah dengan cinta. Tuhan pasti akan membalas cinta hambaNya. Beragama dengan cinta akan membentuk akhlak yang bagus, sehingga semua orang juga akan merasakan cinta juga.
Beragama dalam keberagaman itu memberikan solusi bukan menghakimi. Artinya, di tengah-tengah keberagaman seperti di Indonesia ini sikap yang harus diambil ialah moderat atau tawasut. Terdapat dua kubu yang berseberangan, yaitu Islam hijrah dan Islam rasionalis. Sikap harus diambil ialah
berada ditengah-tengahnya dan dapat merangkulnya dengan islam yang berlandaskan cinta. Jangan merasa yang paling benar dan yang lain adalah salah. Mengalah untuk menghindari perpecahan karena mengalah itu pada dasarnya ialah meng-Allah atau mengembalikan semua kepada Allah.
Beragama dengan akhlak itu mengajak bukan mengejek Maksudnya, tidak merasa dirinya yang paling benar dan menganggap orang lain salah. Ketika mendapati seseorang yang salah hendaknya jangan menyalahkannya tetapi dengan mengarahkannya ke arah yang benar. Seperti halnya, Ketika melewati jalan yang salah GPS memberikan solusi jalan yang benar. Mengajak dalam kebaikan menggunakan cara yang benar pula yaitu dengan menunjukan akhlak yang baik. Berislam adalah menghadirkan kesempurnaan bagi semesta alam atau rahmatan lil ‘alamin dalam berbagai bidang sehingga islam hadir di dunia dapat memberikan sesuatu hal yang positif dan memberikan kemajuan.
Beragama dengan tulus itu ikhlas bukan culas. Ikhlas dalam beribadah adalah salah satu cara mendapatkan rahmat Allah, dan dengan rahmat itulah yang akan menjadi kunci masuk surga. Ikhlas dalam beribadah yaitu tidak menyebut nyebutkan ibadah yang telah dilakukan. Kadang kita beribadah tidak ikhlas karena mengharapkan pujian dari manusia bukan ikhlas tulus untuk Allah. Lupakan kebaikan yang telah diperbuat dan selalu ingat dosa yang diperbuat. Allah akan selalu mengampuni dosa-dosa hambanya yang mau bertobat dengan ikhlas. Jangan menghitung amal yang kita perbuat karena hitungan Allah dengan hitungan kita itu berbeda.
Habib Jafar dalam menulis buku ini menggunakan bahasa yang santai dan santun. Beliau menyelipkan humor-humor dan dengan gambar beliau dalam menyampaikan pesannya. Pesan yang disampaikan mudah dipahami karena menggunakan analogi dan dalil yang bersumber dari Al-Quran, hadist, serta dari para cendikiawan muslim maupun non muslim. Penyampaiannya mudah dipahami karena jika ada kalimat yang penting ditandai dengan huruf tebal atau
font yang berbeda. Habib jafar dalam menulis buku ini sangat hati-hati sehingga tidak menyinggung atau menjelekkan pihak tertentu.
Bagi orang yang sering menonton atau mendengarkan beliau saat berdakwah mungkin saat membaca buku ini akan terasa familiar dengan diksi diksi yang dipilih didalam buku ini. Meskipun seperti itu tidak menghilangkan esensi kebaikan yang beliau sampaikan. Diksi yang familiar menambah pemahaman yang membekas di otak pendengar dakwah beliau seperti, yoga bersyariah, crazy rich syar’i, traveling syar’i, dan lain sebagainya.
Buku ini dapat dibaca untuk segala umur terkhususnya para remaja yang sedang mencari kebenaran sejati. Kebenaran tentang bagaimana pola bertuhan dengan baik, kedudukan manusia yang sebenarnya dalam bertuhan, dan cara menyampaikan kebenaran dengan benar. . Salah satu kata-kata atau pesan yang membekas di benak saya adalah
Ibadah bukan tiket barter untuk surga-Nya, melainkan seni merayu Allah, sehingga Dia menghujani kita dengan rahmat-Nya.(*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.