Daerah

Wali Kota Andi Harun Klarifikasi Isu Longsor Terowongan Samarinda: Foto Lama Tapi Diviralkan Lagi

Kaltim Today
14 Juli 2025 16:52
Wali Kota Andi Harun Klarifikasi Isu Longsor Terowongan Samarinda: Foto Lama Tapi Diviralkan Lagi
Terowongan Samarinda di sisi Jalan Sultan Alimuddin saat ditinjau Senin (14/7/2025). (Nindi/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Sebuah foto yang menunjukkan kondisi proyek Terowongan Samarinda tertimbun longsor beredar luas di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Foto tersebut memicu keresahan publik dan memunculkan spekulasi seolah longsor baru saja terjadi di kawasan Jalan Sultan Alimuddin, Kecamatan Samarinda Ilir. 

Merespons hal ini, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, memberikan klarifikasi tegas. Ia memastikan bahwa foto yang beredar merupakan dokumentasi lama, tepatnya saat peristiwa longsor yang terjadi pada Mei 2025 lalu ketika hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

"Foto itu produksi ulang. Itu memang kejadian bulan Mei, bukan sekarang. Tapi ada buzzer yang memviralkannya seolah-olah longsor terjadi baru-baru ini," kata Andi Harun, Senin (14/7/2025).

Ia juga menyayangkan adanya pihak-pihak yang sengaja menyebarkan informasi keliru dan hoaks yang berpotensi menyesatkan masyarakat.

"Mudah-mudahan mereka sadar. Karena menyebarkan berita bohong seperti itu bukan menyakiti saya sebagai wali kota, tapi menyakiti masyarakat Samarinda," tegasnya.

Andi Harun mengakui bahwa longsor memang pernah terjadi di kawasan proyek tersebut, yang dalam geologi dikenal sebagai endapan talus atau jenis pergerakan tanah yang bisa terjadi akibat faktor cuaca ekstrem. Namun, ia menekankan bahwa pemerintah langsung bergerak cepat untuk menangani situasi tersebut.

“Kami tidak menutup-nutupi. Begitu terjadi pergerakan tanah, langsung kami kerjakan. Bahkan pekerjaan stabilisasi lereng yang seharusnya baru dikerjakan awal 2025, sudah kami mulai lebih cepat,” jelasnya.

Wali Kota juga membeberkan bahwa pekerjaan stabilisasi lereng sempat mengalami kendala anggaran. Dari total alokasi proyek multiyears terowongan, anggaran sekitar Rp50 miliar harus dipotong demi efisiensi. Namun demikian, penanganan prioritas tetap dijalankan dengan prinsip kehati-hatian.

"Apapun yang terjadi, prinsip kami tetap: salus populi suprema lex esto, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Ada atau tidak ada isu seperti ini, keselamatan warga tetap menjadi pertimbangan utama dalam pengerjaan proyek," ujarnya menegaskan.

Lebih jauh, Andi Harun meminta masyarakat untuk bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Saya tidak melarang kritik. Tapi jangan sampai kehilangan cinta pada kota ini. Kritik boleh, tapi pastikan yang disampaikan itu benar. Jangan malah menyebarkan keresahan lewat berita bohong,” tutupnya.

[NKH]



Berita Lainnya