Gaya Hidup
WHO Larang Semprotkan Disinfektan Langsung ke Tubuh, Cek Bahayanya
Saat ini cairan disinfektan banyak digunakan untuk menekan mikroorganisme di tengah wabah virus Corona. Penggunaan ini marak digunakan di berbagai perkantoran, tempat umum, jalan raya hingga pembuatan bilik (climber). Namun tak jarang juga, kita melihat penggunaan disinfektan ini diterapkan langsung pada tubuh.
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia merilis imbauan penggunaan disinfektan.
Melalui akun resminya, WHO Indonesia memperingatkan publik untuk tidak menyemprotkan atau memakainya langsung ke tubuh manusia. Sebab beberapa kandungan dalam larutan disinfektan justru menyimpan risiko kesehatan.
Dalam imbauannya WHO menegaskan bahwa, menyemprotkan disinfektan pada tubuh tidak akan membunuh virus yang ada.
Alkohol dan klorin yang umumnya merupakan kandungan dari disinfektan hanya dapat digunakan untuk penanganan virus dan bakteri pada permukaan benda seperti jalanan, pagar rumah, kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga yang sering disentuh banyak orang, dan lain-lain. Hal ini pun dilakuan dengan tetap memperhatikan petunjuk yang tertera.
"Menyemprot bahan-bahan kimia seperti itu bisa membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir (contoh: mata, mulut). Ingat, alkohol dan klorin bisa berguna sebagai disinfektan pada permukaan. Namun harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaannya," jelas WHO.
Dapat Menyebabkan Iritasi hingga Sesak Nafas
Dari semua bahan kimia yang umum tersedia sebagai disinfektan, berdasarkan Center Of Disease Control and Prevention (CDCP) dan WHO, hampir semua senyawa tersebut memiliki efek samping yang cukup signifikan jika digunakan langsung pada tubuh.
Selain dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata, cairan disinfektan mengandung senyawa kimia yang cukup kuat dapat menyebabkan keracunan pada anak-anak dan orang dewasa. Bahkan cairan disinfektan bisa menyebabkan asma bila digunakan jangka panjang dan dihirup lama.
Terlebih jika cairan disinfektan ini sembarang diramu oleh masyarakat tanpa mengetahui protokol yang benar sesuai standar medis. Alih-alih mematikan virus dan mencegah penyebaran virus Corona, hal tersebut justru dapat berisiko membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Kandungan yang Tepat untuk Disifektan
Berdasarkan konsep WHO, antiseptik adalah salah satu jenis disinfektan yang menghancurkan atau menghambat mikroorganisme pada jaringan hidup tanpa mengakibatkan cedera. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah polyvidone iodine, chlorhexidine, dan alkohol.
Untuk cairan antiseptik, WHO tidak merekomendasikan cairan seperti etanol, klorin, dan H2O2 untuk disinfektan yang biasanya digunakan pada bilik sterilisasi.
Hal ini karena bahan-bahan tersebut bersifat karsinogenik, bahkan mengakibatkan mutasi bakteri. Pendapat ini mempertimbangkan dampak negatif pada satu hingga dua tahun ke depan jika memapar orang yang disemprot disinfektan ke seluruh tubuh.
Untuk itu mari bersama-sama perangi Corona dengan tetap memperhatikan standar kesehatan yang ada.
[NON | RWT]
Related Posts
- Jauh di Bawah Standar WHO, Kaltim Masih Butuh 2.000 Dokter
- Menkes Sebut Tahun Ini Pandemi Covid-19 di Indonesia jadi Endemi
- Tim Pencari Fakta Gagal Ginjal Akut Resmi Dibentuk, Ini Deretan Tugasnya
- Waspada Hepatitis Misterius, Segera Lapor Jika Ada Beberapa Tanda pada Anak dan Tetap Jaga Prokes
- Kasus Stunting Kaltim di Bawah Standar WHO, Hadi Mulyadi Minta Semua Pihak Turut Terlibat