Kaltim

Yayasan Mitra Hijau Dorong Partisipasi Perempuan dalam Transformasi Ekonomi dan Transisi Energi Berkeadilan di Kaltim

Kaltim Today
16 Desember 2024 21:01
Yayasan Mitra Hijau Dorong Partisipasi Perempuan dalam Transformasi Ekonomi dan Transisi Energi Berkeadilan di Kaltim
Para peserta workshop yang berasal dari desa-desa terdampak tambang di Samarinda dan Kutai Kartanegara.

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Yayasan Mitra Hijau (YMH) menggelar workshop bertema “Perempuan Sebagai Agen Perubahan Mewujudkan Transformasi Ekonomi dan Energi Berkeadilan” pada 12-13 Desember 2024. Kegiatan yang diikuti 111 perempuan dari desa terdampak tambang dan perwakilan organisasi perempuan di Samarinda serta Kutai Kartanegara ini bertujuan mendorong peran perempuan dalam transformasi ekonomi dan transisi energi yang inklusif.

Direktur Eksekutif YMH, Doddy S. Sukadri, menjelaskan bahwa transisi energi yang berkeadilan harus mengedepankan keadilan ekonomi, sosial, dan gender.

“Transisi energi bukan sekadar beralih dari fosil ke energi terbarukan. Tetapi, transisi ini harus mengurangi kesenjangan sambil meningkatkan aksi iklim,” tegasnya.

Doddy juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi dunia akibat perubahan iklim. “Kenaikan suhu global hampir mencapai 1,5°C dibandingkan dengan suhu rata-rata sebelum revolusi industri. Transisi energi harus segera dilakukan, melibatkan semua pihak, terutama perempuan,” tambahnya.

Workshop ini menampilkan berbagai pengalaman perempuan yang berhasil memanfaatkan sumber daya lokal untuk menciptakan ekonomi berkelanjutan.

Muginem dari Desa Mulawarman, Tenggarong Seberang, mengembangkan usaha makanan ringan dan memanfaatkan biogas dari limbah ternak. Kemudian, Yayuk Sehati dari Desa Suka Maju memproduksi paving block dari sampah plastik, yang telah dipasarkan ke berbagai daerah. Terakhir, Bank Sampah Flamboyan di Sungai Siring yang menunjukkan bahwa pengelolaan sampah secara kolektif bisa menjadi sumber pendapatan.

“Lebih baik hidup dari sampah daripada hidup menjadi sampah,” kata Yayuk Sehati dalam sesi presentasi.

Yayuk Anggraini, Dosen FISIP Universitas Mulawarman, memaparkan empat kendala utama yang menghambat kesetaraan gender dalam sektor energi dan ekonomi:

 1. Dominasi laki-laki di sektor energi dan ekonomi.

 2. Kurangnya akses perempuan ke pendidikan dan pelatihan teknis di bidang tersebut.

 3. Kesenjangan gender dalam pengambilan keputusan.

 4. Beban ganda perempuan dalam rumah tangga dan ekonomi.

“Langkah konkret seperti edukasi, pelatihan, keterlibatan perempuan dalam kebijakan, pemberdayaan di energi terbarukan, dan kampanye kesadaran gender sangat diperlukan,” ujar Yayuk.


Workshop ini diakhiri dengan penandatanganan komitmen oleh perwakilan komunitas perempuan. Beberapa poin utama komitmen tersebut meliputi, mengarusutamakan perspektif gender dalam transformasi energi dan ekonomi. Kemudian, memperkuat partisipasi perempuan di sektor energi. Lalu, mendukung inovasi berkeadilan serta meningkatkan akses terhadap energi bersih.

Rosalena Fransiska dari YMH menjelaskan dua sasaran utama kesetaraan gender dalam transisi energi. Pertama, perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk memimpin, berpartisipasi, dan mendapat manfaat dari transisi energi yang adil. Kedua, perempuan memiliki akses setara terhadap produk dan layanan energi berkelanjutan.

“Perubahan ini membutuhkan komitmen kolektif untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal,” pungkas Rosalena.

[TOS]



Berita Lainnya