Samarinda
1.018 Kematian per 2 Februari 2021, Klaster Keluarga Masih Jadi Penyumbang Tertinggi Kasus Covid-19 di Kaltim
Kaltimtoday.co, Samarinda - Angka kasus positif Covid-19 di Kaltim makin hari terus melonjak. Data per Selasa (2/2/2021) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim untuk pasien terkonfirmasi positif terjadi penambahan sebanyak 443. Rinciannya di Kukar ada 95, Kutim 63, Paser 33, PPU 8, Balikpapan 160, Bontang 18, dan Samarinda 66.
Sedangkan untuk pasien meninggal terjadi penambahan 8 kasus, totalnya menjadi 1.018. Rinciannya di Berau ada 2, Kukar 2, Kutim 1, Balikpapan 2, dan Bontang 1. Perihal angka kesembuhan terjadi kenaikan sebanyak 521. Rinciannya di Berau ada 45, Kukar 13, Kutim 39, Mahulu 19, Paser 10, PPU 10, Balikpapan 183, Bontang 86, dan Samarinda 116.
Menginjak 1.000 lebih kasus kematian tentu jadi hal yang mengkhawatirkan. Penyebab kematian itu pun dipengaruhi beberapa faktor. Dijelaskan oleh Kadinkes Kaltim, dr Padilah Mante Runa bahwa, kesadaran kondisi kesehatan yang dialami pasien terpapar Covid-19 termasuk rendah. Sebagai contoh, pasien merasa bahwa sakit yang dialaminya bukan apa-apa, dan berpikir bahwa itu hanya sakit biasa.
Namun ketika kondisinya makin parah dan dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, barulah pasien langsung dibawa ke rumah sakit. Menurut Padilah, jika terjadi demikian akan sulit untuk tertolong.
"Makanya kalau terkonfirmasi positif Covid-19 dan punya komorbiditas, harus benar-benar diperhatikan. Jangan tunggu sampai kondisi sudah parah," ungkapnya kepada awak media pada Selasa (2/2/2021).
Padilah memberikan beberapa contoh komorbiditas yang umumnya diidap oleh pasien. Misalnya diabetes dan tekanan darah tinggi. Ditegaskan oleh Padilah jika mengidap komorbiditas seperti itu, penting untuk segera diperiksakan ke dokter.
"Jangan sampai nanti gula darah naik, tensi darah naik baru kita cari penanganan. Nanti tidak tertolong," beber Padilah.
Padilah turut menyayangkan betapa minimnya masyarakat yang menerapkan protokol kesehatan ketat. Dia juga tak menampik bahwa klaster keluarga menjadi penyumbang terbesar atas melonjaknya kasus positif belakangan ini. Klaster keluarga disinyalir sulit untuk dideteksi.
Sehingga penyebaran virus makin tak terkendali. Menurutnya, semua pihak harus ikut serta dalam mengambil peran demi menekan kasus penularan. Pemerintah tak bisa bekerja sendiri, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran untuk saling menjaga sesama.
[YMD | RWT]