Nasional
5 Fakta Munculnya Embun Es di Dataran Tinggi Dieng
Pada Sabtu (25/7/2020), embun es atau yang biasa disebut juga dengan bun upas kembali muncul di dataran tinggi Dieng. Fenomena munculnya embun es yang menyelimuti Dieng ini menjadikannya terlihat cantik sehingga mencuri perhatian netizen.
Jika biasanya momen ini dapat dinikmati oleh wisatawan, maka kali ini munculnya embun es di dataran tinggi Dieng tidak leluasa untuk dinikmati karena kawasan ini baru akan dibuka untuk umum pada Agustus mendatang lantaran masih pandemi Covid-19.
Berikut kaltimtoday.co rangkum dari berbagai sumber tentang fakta munculnya embun es di dataran tinggi Dieng:
1. Fenomena Embun Es Disebut dengan Frost
Embun beku di Dieng disebut dengan frost, yaitu uap air yang membeku. Fenomena frost yang muncul di Dieng salah satunya dipengaruhi oleh kondisi topografi lokal Dieng.
Berdasarkan penjelasan dari Stasiun Geofisika kelas III Banjarnegara, fenomena embun es merupakan salah satu anomali cuaca ekstrem yang disebabkan beberapa faktor.
Beberapa tempat yang berada pada ketinggian, terutama di daerah pegunungan, diindikasikan akan berpeluang untuk mengalami kondisi udara permukaan kurang dari titik beku 0 derajat celcius. Hal ini disebabkan pada lapisan troposfer, suhu udara akan mengalami penurunan seiring ketinggian suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat, suhunya semakin dingin.
Sehingga peristiwa embun es di Indonesia hanya mungkin terjadi di dataran tinggi. Kompleksitas bentuk muka tanah seperti gunung dan lembah turut menyumbang variasi suhu permukaan.
Fenomena frost ini oleh masyarakat sekitar disebut dengan "bun upas".
2. Terjadi Saat Peralihan dari Musim Hujan ke Musim Kemarau
Fenomena embun membeku menjadi es di kawasan dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, muncul pada saat peralihan musim hujan ke musim kemarau. Ketika musim kemarau, kondisi langit relatif tidak ada tutupan awan.
Pada siang hari, radiasi matahari akan langsung menerpa daratan sehingga akan terasa lebih terik. Sebaliknya, pada malam hari radiasi matahari yang tersimpan selama siang hari akan terpancar tanpa hambatan.
Khusus pada saat cuaca cerah tidak tertutup awan atau hujan, tidak ada yang menahan radiasi panas matahari, sehingga suhu udara di permukaan akan terasa sangat dingin terutama pada dini hari menjelang pagi.
Dampaknya, uap air di udara yang mengalami kondensasi pada malam hari tersebut menjadi embun dan menempel jatuh di tanah, dedaunan atau rumput.
3. Suhu Dapat Mencapai Minus Derajat Celcius
Fenomena alam yang terjadi di dataran tinggi Dieng ini sudah terjadi sejak Jumat lalu. Namun, embun es paling tebal terjadi pada Sabtu (25/7/2020). Hal tersebut disebabkan suhu udara mencapai minus tiga derajat Celsius.
Warga yang tinggal di sekitar dataran tinggi Dieng pun juga sempat mengukur suhu udara menggunakan thermometer. Hasilnya sesuai, yakni minus tiga derajat Celsius. Tetapi, thermogun menghasilkan angka yang lebih ekstrem, yakni minus tujuh derajat Celsius.
Suhu udara dataran tinggi Dieng pada Jumat (24/7/2020) tak sampai ke angka minus, yakni hanya nol derajat Celsius. Angka tersebut pun sudah mampu menimbulkan embun es di sekitar objek wisata.
4. Candi Arjuna jadi Lokasi Paling Terdampak
Candi Arjuna dalah salah satu destinasi wisata yang terdampak oleh kemunculan embun es di dataran tinggi Dieng. Kompleks candi tersebut dipenuhi es yang jauh lebih tebal, apalagi bagian lapangan. Hampir seluruh rerumputan dipenuhi embun es tersebut.
Lokasi candi jadi penyebab utama embun es tumbuh subur di sana. Candi ini berada di daerah datar dan dikelilingi oleh perbukitan, sehingga jarang ada angin. Hal itulah yang membuat embun es muncul secara masif di sekitar Candi Arjuna.
5. Dampak Negatif Embun Es di Dataran Tinggi Dieng
Dibalik kecantikan embun es yang menarik para wisatawan, rupanya embun es memberikan dampak negatif bagi petani sayuran di Dieng. Embun es menyebabkan bibit tanaman menguning dan mati.
Untuk mengantisipasi dampak buruk embun es, petani diimbau untuk mengatur pola tanam dengan memanfaatkan info iklim BMKG dengan memilih varietas tanaman yang resisten terhadap embun es.
[RWT]