Gaya Hidup

Mengenal Paradoxical Undressing, Penyebab Pendaki Tewas di Gunung Lawu

Kaltim Today
25 Juli 2020 13:45
Mengenal Paradoxical Undressing, Penyebab Pendaki Tewas di Gunung Lawu
Ilustrasi. (Foto: Unsplash/Charlie Hammond)

Berita tentang seorang pendaki (18) yang tewas di Gunung Lawu viral di media sosial. Penyebab tewasnya pemuda asal Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar tersebut diketahui adalah paradoxical undressing.

Lantas, apa itu paradoxical undressing?

Paradoxical undressing adalah kondisi tubuh yang mengalami kedinginan hebat atau hipotermia (suhu tubuh di bawah 32°C). Pada kondisi ini, tubuh akan berhenti menggigil, tak merasa kedinginan dan malah kepanasan. Di tahap inilah, korban akan melepas pakaiannya satu per satu.  Lalu, ia lama-lama terkena halusinasi dan kehilangan kesadaran.

Saat merasa kedinginan, tubuh akan membentuk mekanisme pengaturan kestabilan suhu. Caranya, dengan melebarkan pembuluh darah yang menyebabkan suhu tubuh meningkat. Itulah mengapa, dalam taraf ringan, cuaca dingin dapat menyebabkan demam. Di situlah paradoksnya. Mereka kedinginan, tapi kemudian membuka baju karena kepanasan.

Jika tubuh terus-terusan terpapar suhu dingin, pembuluh darah di otak akan pecah karena pelebaran. Kondisi ini mengakibatkan pendarahan mendadak di celah antara otak dan membran tengah yang membungkus otak (subarachnoid) serta cedera hipotalamus. Padahal, hipotalamus merupakan bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi, salah satunya mengatur suhu.

Pada tubuh seseorang yang mengalami paradoxical undressing, seharusnya ia mengirimkan sinyal "tubuh butuh kehangatan" dari hipotalamus kepada kesadaran, namun yang terjadi justru sebaliknya. Pada orang yang mengalami paradoxical undressing, ia akan merasa gerah dan mencoba mendinginkan tubuhnya, salah satunya dengan membuka pakaian.

Berpotensi Menimbulkan Kematian

Kekacauan pesan yang disampaikan oleh hipotalamus dan metabolisme ini juga berdampak pada kematian. Seseorang dapat meninggal dunia, jika ia tiba-tiba melepaskan pakaiannya di saat cuaca semakin bertambah dingin.

Agar metabolisme tubuh dapat berfungsi normal, suhu tubuh harus berkisar 36,5-37,5 derajat Celsius.

Di sisi lain, jika suhu tubuh mengalami penurunan atau mengalami kedinginan, umumnya tubuh manusia akan menjaga keseimbangan suhu tubuh dengan membakar lemak, dan denyut jantung menjadi tinggi.

Dalam mengupayakan menjaga keseimbangan tubuh, metabolisme tubuh juga ikut berperan yakni dengan timbul gemetar atau menggigil untuk memproduksi panas. Kalau tidak bisa, dan suhu luar semakin rendah, artinya kondisi tubuh semakin parah.

Cara Menangani Paradoxical Undressing

Sementara itu, guna mengantisipasi terjadinya paradoxical undressing, kondisi tubuh pendaki harus betul-betul sehat. Sebab dengan kondisi tubuh yang sehat dan fit membuat metabolisme bekerja dengan baik.

Selain itu, kondisi tubuh yang sehat dan fit juga dapat bertahan pada cuaca yang tiba-tiba menjadi ekstrem. Namun, jika dalam pendakian kita menemukan seseorang yang mengalami paradoxical undressing, disarankan untuk tidak panik.

Pertama, pindahkan korban ke tempat yang lebih hangat. Lalu periksa pakaiannya, jika basah, lepaskan dan beri selimut. Setelah itu, berikan makanan yang mengandung kalori cepat bakar, seperti cokelat atau gula serta minuman hangat non alkohol. Jika korban sudah sampai taraf tidak bernapas, berikan CPR.

[RWT]


Related Posts


Berita Lainnya