Bontang

Anak 7 Tahun Tenggelam di Lokasi Masjid Terapung

Kaltim Today
03 September 2019 17:56
Anak 7 Tahun Tenggelam di Lokasi Masjid Terapung
LOKASI TENGGELAM: Olah TKP di lokasi tenggelamnya anak berusia 7 tahun di proyek pembangunan Masjid Terapung, tampak Bhabinkamtibmas Loktuan Bripka Bajuri dan saksi Alimuddin sedang menunjuk TKP. (Mega/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Bontang - Anak SD berusia 7 tahun tewas tenggelam di lokasi Masjid Terapung, Selambai, Loktuan, pada Selasa (3/9/2019) sekira pukul 13.00 Wita. Lokasi tersebut saat ini dalam proses pemancangan untuk pembangunan masjid yang menjadi ciri khas Bontang sebagai Kota Maritim.

Alimuddin (54) seorang saksi yang pertama kali melihat menuturkan, dirinya mendengar anak-anak kecil teriak minta tolong. Setelah ditanyakan, ternyata ada salah satu temannya yang tenggelam.

"Ada tiga anak lari-lari sambil minta tolong, pas saya lihat sudah ada jasad anak mengapung," ujarnya.

Alimuddin yang bekerja pada proyek Masjid Terapung itu langsung menyelamatkan anak tersebut. Dengan kondisi jasad yang mengambang, posisi tengkurap, dan tanpa baju sehelai pun.

"Saat kejadian tidak ada pekerja karena sedang jam istirahat," terang dia.

Kondisi air laut saat kejadian juga dalam keadaan pasang. Sehingga kedalaman air laut setinggi leher orang dewasa.

BERDUKA: Ibu korban masih shock mengetahui anaknya meninggal karena tenggelam saat berada di kamar jenazah RS PKT. (IST)
BERDUKA: Ibu korban masih shock mengetahui anaknya meninggal karena tenggelam saat berada di kamar jenazah RS PKT. (IST)

Bhabinkamtibmas Loktuan, Bripka Bajuri menyebutkan, saat diselamatkan anak tersebut sudah dalam kondisi tak bernyawa. Pihak rumah sakit melakukan upaya penyelamatan, namun tak membuahkan hasil.

"Korban berinisial Al (7) sudah meninggal di lokasi kejadian," terang dia.

Korban merupakan warga Jalan Kapal Selam 1 RT 19 Kelurahan Loktuan. Ibu korban, kepada Bajuri menuturkan, dia sudah mewanti-wanti anaknya agar pulang sekolah langsung ke rumah. Namun, Selasa ini anaknya tak kunjung pulang ke rumah. Al yang masih duduk di kelas satu hanya pulang dengan nama saja.

"Jadi korban sekolah di SD Nurul Iman, sejak pulang sekolah belum ada ke rumah, tiba-tiba ibunya malah mendengar kabar duka ini,"terang dia.

Atas kejadian tersebut, Bajuri dan Lurah Loktuan Takwin hendak mengusulkan uang duka untuk korban dari kontraktor pengerjaan proyek Masjid Terapung.

[RIR | RWT]



Berita Lainnya