VIDEO

Ancaman 650 Ton Sampah Per Hari di Samarinda, Begini Solusi DLH dan Startup Lokal

Kaltim Today
08 Juli 2025 19:41

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Kota Samarinda menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah dengan volume mencapai sekitar 650 ton per hari. Masalah lingkungan ini, yang sebagian besar disumbang oleh sisa makanan dan plastik, mendorong Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat untuk berkolaborasi dengan sektor swasta, termasuk startup lokal, demi mencari solusi inovatif.

Dalam sebuah diskusi podcast Suara Zetizen, terungkap bahwa volume sampah yang besar ini menjadi ancaman serius, terutama dengan pembuangan yang tidak tepat ke sungai-sungai utama, seperti Sungai Karang Mumus.

Pemerintah Kota Samarinda tengah berupaya mengatasi hal ini melalui berbagai inisiatif, termasuk rencana pembangunan insinerator dan program pengelolaan air limbah.

"Pemerintah sedang mengembangkan insinerator dan menjajaki solusi mengubah sampah menjadi energi," ujar Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Samarinda Yudi Sulistiyanto. Proyek "Ekoriparian" juga menjadi andalan untuk mengolah air limbah sebelum masuk ke sungai.

Namun, pemerintah tidak bergerak sendirian. Sebuah startup lokal bernama Ciros turut berperan penting dengan mengembangkan aplikasi yang menghubungkan rumah tangga dengan bank sampah dan industri daur ulang. Ciros berfokus pada edukasi publik agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya memilah sampah sejak dari sumber.

"Ciros memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemilahan sampah dan pentingnya bertanggung jawab atas sampah mereka sendiri," jelas Co Founder dan COO Ciroes, Diana Ester Bassy. 

Meskipun kolaborasi ini menunjukkan kemajuan, tantangan besar masih menghadang. Salah satu yang utama adalah mengubah mentalitas masyarakat agar melihat pengelolaan sampah sebagai tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas pemerintah.

Kerja sama antara pemerintah dan start up menjadi contoh model kolaborasi yang diharapkan dapat diterapkan lebih luas. Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan berbagai daerah di Kaltim dapat membangun ekonomi sirkular yang lebih kuat, di mana sampah tidak lagi berakhir di TPA, melainkan diolah kembali menjadi produk bernilai ekonomi.

[TOS]



Video Lainnya