Opini
Apa yang Memengaruhi Keimanan Seseorang?
Oleh: Dhea Fauziah A (Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang)
Seperti yang telah diketahui, zaman semakin berkembang namun moral manusia semakin berkurang. Mungkin benar dari segi ilmu teknologi semakin pesat dan maju, tapi seperti yang dapat dirasakan sekarang, semakin hari semakin berkurang pula moral manusia. Hal ini juga dipengaruhi dari segi keagamaan atau keimanan seseorang. Bisa jadi karena kurangnya keimanan seseorang atau bisa juga sesuatu yang diyakini orang tersebut mengarah pada jalan yang salah.
Sudah jadi rahasia umum bahwa manusia merupakan makhluk yang patut banyak bersyukur. Kenapa? karena dibekali sang Maha Kuasa akal dan pikiran. Yang mana, tidak semua makhluk mendapatkannya dan itu pula yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Tinggal bagaimana manusia mengontrol hawa nafsunya dengan akal dan pikiran yang dia miliki. Jika berhasil, menurut ajaran islam itu cukup bisa membantunya dalam kehidupan sosial dan agama.
Apa yang terjadi jika seseorang lepas kontrol atas hawa nafsunya sendiri? Sudah dapat dipastikan kerusakan akan terjadi dimana-mana. Bahkan hanya di angan saja itu sudah menjadi mimpi yang amat buruk. Bayangkan jika melihat manusia tanpa rasa kemanusiaan. Seperti kejadian pada September lalu di salah satu Pasar Tomohon yang membakar kucing dan anjing hidup-hidup. Bukankah itu telah membuktikan bahwa rasa kemanusiaan seseorang itu telah mati?
Berawal dari matinya rasa belas kasih kepada hewan yang faktanya adalah sama-sama mahkluk hidup-Nya. Dari hal kecil itulah meningkat menjadi matinya rasa belas kasih pada sesama mahkluk hidup, manusia, sampai pada diri sendiri. Yang paling parah adalah ketika melakukan bunuh diri yang berdampak pada orang lain juga. Contoh yang baru-baru ini terjadi dan hangat diperbincangkan adalah bom bunuh diri di Medan. Tidak hanya di Medan, pada Mei 2018 lalu juga terjadi hal serupa di Surabaya.
Yang harus disoroti dari beberapa peristiwa serupa ini adalah apa yang pelaku jadikan landasan untuk melakukan tindakan tidak manusiawi ini? Yang menargetkan gereja, polres, dan sebagainya. Mengatas namakan agama? Jihad? Apa benar tindakan itu ada dalam tuntutan Islam? Atas dasar apa manusia saling menyakiti sesama manusia?
Harus menjadi perhatian penuh bahwa manusia sudah selayaknya bertindak menggunakan akal mereka. Bukankah bunuh diri adalah termasuk dosa besar? Ditambah lagi bunuh diri serta menyakiti insan lain? Itu adalah perbuatan yang jauh dari kata “manusia”.
Bukankah akan lebih baik jika manusia bisa mengoreksi serta mengontrol segala tindakannya? Apakah ini akan berakibat fatal atau tidak? Akankah menyakiti seseorang ataukah tidak? Jika bisa mengefektifkan apa yang sudah diberi sang Ilahi, bukankah itu lebih menguntungkan untuk diri sendiri,keluarga, lingkungan dan banyak lagi? Setiap insan memanglah tidak sempurna, tetapi bukankah dengan adanya insan lain untuk saling melengkapi dan menyempurnakan?
Jadi lebih baik mengambil pelajaran dari apa yag sudah terjadi agar hal-hal merugikan seperti ini tidaklah terjadi lagi. Manusia harus lebih berhati- hati dalam mengambil tindakan agar kedepannya bisa saling menguntungkan dan saling memperbaiki. Memperdalam keimanan boleh, hanya saja sebagai manusia juga harus bisa memilah dan memilih apa yang akan dia terima. Semua itu juga demi kebaikan, terutama untuk diri sendiri dan dalam arti luas untuk kebaikan bersama.
*) Opini penulis ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi kaltimtoday.co