Kaltim

Bapaslon Pilgub Kaltim Mulai Gandeng Influencer sebagai Media Promosi, Pengamat Politik Nilai Kurang Efektif

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 18 September 2024 20:28
Bapaslon Pilgub Kaltim Mulai Gandeng Influencer sebagai Media Promosi, Pengamat Politik Nilai Kurang Efektif
Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman, Budiman Chosiah. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pasangan bacalon Rudy Mas'ud-Seno Aji dan Isran-Hadi tampak mulai menggandeng influencer atau konten kreator sebagai media promosi menjelang kontestasi Pilgub 2024.

Para influencer tersebut dilibatkan oleh masing-masing bapaslon dalam kegiatan diskusi ataupun kunjungan ke suatu tempat. 

Beberapa influencer lokal yang digandeng Rudy-Seno di antaranya Hatimrahmat, Tikaolaa, Dianaelasari, dan lain sebagainya. Sementara Isran-Hadi, pernah mengundang influencer lokal untuk berdiskusi seperti Irfan Ghafur hingga Alfysaga.

Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman, Budiman Chosiah menilai bahwa  pengaruh influencer lokal yang digandeng oleh masing-masing bapaslon, kurang efektif.

"Kalau saya melihat tidak terlalu berpengaruh di Kalimantan Timur, karena pilkada lingkupnya kecil. Beda kalau pilpres, itu lingkupnya besar," ujar Budiman pada Rabu (18/9/2024).

Influencer lokal memang memiliki basis pengikut oleh kalangan muda, khususnya generasi Z dan milenial. Suara gen Z dan milenial disinyalir akan mendominasi dalam kontestasi Pilgub Kaltim mendatang.

Melalui hasil riset awal Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM), terungkap suara pemilih dari dua generasi ini sangat dominan. Pemilih dari generasi Z dan milenial mencapai sekitar 61 persen dari total pemilih di Kaltim.

Total ada 1.500 responden, dengan rincian 600 responden generasi Z dan 900 responden milenial yang tersebar di seluruh wilayah Kaltim. Penarikan data dilakukan dalam rentang waktu 2-12 September 2024, menggunakan metode cluster sampling dengan margin of error sebesar ±2,53 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. 

"Wajar mereka dekati influencer karena 60 persen pemilih di Pilkada kan dari kalangan gen Z dan milenial. Populasi pemilih terbesarnya memang di situ," ucapnya.

Budiman menambahkan, pemilih muda memang perlu dilakukan pendekatan melalui media sosial. Terlebih, banyak sekali konten-konten politik yang cukup termakan oleh kalangan muda.

"Artinya pemilih muda perlu didekati, salah satu strateginya ya menggunakan influencer. Tapi dilihat konteksnya, influencer ini punya pemilih loyal tidak, kalau saya melihat, ada mungkin pengaruhnya tapi tidak signifikan," tutup Budiman.

[RWT]



Berita Lainnya