Samarinda
Basrie: Bayar Iuran Sama dengan Menabung
Kaltimtoday.co, Samarinda – Sejak resmi diluncurkan pemerintah enam tahun silam tepatnya 1 Januari 2014, hingga kini manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sangat dirasakan oleh jutaan penduduk Indonesia, baik pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun di fasilitas kesehatan tingkat rujukan (FKRTL).
Muhammad Basrie (58) adalah salah satu peserta program JKN-KIS yang telah merasakan manfaat program ini. Pria yang berprofesi sebagai penjual jamu ini menceritakan pengalamannya kepada Tim Jamkesnews saat ditemui di lapaknya di bilangan Pasar Segiri Samarinda, Senin malam (18/2/2020).
Menjadi penjual jamu sudah dia jalani sejak puluhan tahun silam. Setiap hari menjelang malam tiba, Basrie membuka rombong jamunya yang ditutup tenda bertuliskan “Jamu Kedaton Etam” dengan latar kain warna kuning yang dihias batik Kalimantan.
Di sela-sela melayani pembeli jamunya, Basrie menceritakan bahwa, keluarganya telah banyak ditolong oleh program JKN-KIS, dari mulai sakit ringan hingga harus menjalani operasi semuanya dijamin oleh program ini.
“Awalnya sekitar tahun 2016 pada saat itu mamaknya sakit mata, saya bawalah ke klinik khusus mata untuk diperiksa. Setelah diperiksa, ujar dokter harus dioperasi dan biayanya tujuh juta setengah, itu baru sebelah. Nah kalau kiri dan kanan tinggal dikali dua aja, pas aja cuma ada tabungan tujuh juta, waktu itu karena belum terdaftar jadi peserta BPJS Kesehatan,” kenang Basrie.
Atas saran sang dokter, akhirnya Basrie dan keluarga mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS. Setelah menunggu kurang dari sebulan akhirnya proses pengobatan istri Basrie kembali dilanjutkan dengan pembiayaan yang dijamin sepenuhnya oleh program JKN-KIS.
“Kada (tidak-red) sampai sebulan dari pendaftaran baru lanjut operasi, abis operasi nyaman betul sudah langsung lihat segar. Tapi mamaknya itu ada peyakit gula darah jadi semua penyakit ditangkapin (berkumpul-red). Abis itu operasi bisul dua kali di pantat sama di paha, operasi batu ginjalnya, jadi sudah lima kali operasi bedah. Nah ini barusan pulang dari rumah sakit empat hari dirawat karena diare,” jelas bapak lima anak ini.
Basrie juga menjelaskan, pengalaman selama istrinya dirawat di rumah sakit, dirinya mendapatkan pelayanan yang baik, merasa tidak ada perbedaan pelayanan dan semuanya dijamin oleh program JKN-KIS.
“Selama ini pelayanannya bagus, saya tidak ketemu pelayanan yang jelek semuanya bagus dari masuk sampai pulang. Nggak ada dibeda-bedakan semuanya dilayani dengan baik bahkan tidak ada sedikitpun keluar biaya. Ya kalau antre itu biasa, namanya juga banyak orang,” tutur pria yang murah senyum ini.
Saat ditanya dampak penyesuaian iuran JKN-KIS yang dilakukan oleh pemerintah, dia menjawab tidak mempermasalahkan penyesuaian iuran. Sebab menurutnya, JKN-KIS memberikan manfaat yang sangat banyak bagi keluarganya.
“Kada masalah kalau memang nanti kada mampu ya lapor. Apakah diturunkan kelasnya atau bagaimana bukan berhenti, karena kami membayar kewajiban inikan giliran, bukan kami sendiri aja yang mau diobati, punya kartu BPJS Kesehatan itu bagus sekali, kada tahu kalau urang (orang-red) yang kada merasakan. Saya kada masalah soal iuran, karena bagi saya dan keluarga telah merasakan manfaatnya yang lebih besar. Kalau bayar berobat sendiri kada sanggup memang asli kada sanggup,” jelas Barsrie.
Dia sangat berharap agar program JKN-KIS terus berkelanjutan.
“Yang penting BPJS Kesehatan ini masih ada, saya masih berusaha membayar iuran. Nah kalo kada ada BPJS Kesehatan ini berat kami hidup, kalau aku hitung mamaknya sakit selama hampir lima tahun ini berat sekali kalau kada ada bantuan dari BPJS Kesehatan," katanya.
Menurutnya, membayar iuran JKN-KIS saat ini masih lebih baik daripada harus mengeluarkan uang berjuta-juta saat mendadak sakit.
“Nah ini tinggal kita saja bagaimana mengatur keuangan dan bekerja dengan baik. Anggap saja menabung, dicicil setiap bulan kada terasa lewat BPJS Kesehatan. Daripada kada ikut terus nanti sakit langsung puluhan juta disuruh bayar di rumah sakit. Ayo pilih yang mana? Kami inikan sebagai kepala keluarga harus hitung juga kemampuan dan apa keuntungan ikut JKN ini. Sebagai kepala keluarga yang cerdas pasti akan ikut jadi peserta,” tutup Basrie.
[KA | RWT | ADV]