Advertorial
BKKBN Kaltim Maksimalkan Program Bapak Asuh Anak Stunting
Kaltimtoday.co, Samarinda - Demi mencegah kasus stunting, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim berupaya untuk memaksimalkan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Sebagai informasi, BAAS adalah gerakan gotong royong seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting yang menyasar secara langsung ke keluarga berisiko stunting.
Menurut Buku Panduan BAAS yang dikeluarkan BKKBN, elemen bangsa adalah pemangku kepentingan yang terdiri dari orang perseorangan, masyarakat, akademisi,
organisasi profesi, dunia usaha, media massa, organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan mitra pembangunan, yang terkait dengan Percepatan Penurunan Stunting (Pasal 1, Peraturan Presiden Nomor 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting).
Program Manager Bidang Program dan Kegiatan di Satgas Stunting Kaltim, Dewi Astuti mengungkapkan, biasanya pihaknya mendatangi ke pemangku kepentingan terkait dan CSR yang berminat sebagai BAAS.
"Jadi kalau misal mereka berminat, kami menawarkan paket bantuannya. Ini kan ada tujuh paket, kira-kira mau yang mana," ungkap Dewi belum lama ini.
Dilansir dari penjelasan BKKBN, tujuh paket itu berupa komunikasi informasi dan edukasi (KIE) kelompok sasaran, pembuatan akta kelahiran, pemberian makanan tambahan (PMT) pangan lokal kaya protein, pembayaran iuran kesehatan dan fasilitasi rujukan, pemberdayaan ekonomi keluarga, bantuan jamban sehat dan air bersih, serta yang lainnya.
Technical assistant (TA) untuk Samarinda dan Bontang, Istiqomah menambahkan, TA Satgas Stunting di tiap kabupaten dan kota juga bisa menelaah lebih dulu terkait kebutuhan yang paling diperlukan di daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Tentu tiap kabupaten dan kota punya kebutuhan yang berbeda-beda.
"TA yang melihat daerah ini butuhnya apa. Memang BAAS ini lebih ke ranah perusahaan. Tapi sekarang target nasional, stunting harus turun 14 persen untuk nasional. Kalau di Kaltim, targetnya 12,83 persen," tambah Istiqomah.
Untuk mempercepat penurunan kasus stunting di Kaltim, akhirnya BAAS juga tak sekadar ditawarkan ke perusahaan. Namun, individu di instansi pemerintah juga bisa terlibat.
"Misalnya kepala di instansi pemerintah itu jadi BAAS. Di Kaltim, yang sudah jadi BAAS itu DKP3A Kaltim. Ada 10 anak asuh di Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang," ujarnya.
Bantuan yang diberikan untuk 10 anak asuh di Sungai Keledang itu berupa pemberian makanan tambahan. Menariknya, tiap kabupaten dan kota juga punya tim pendamping keluarga (TPK). Salah satu tugas TPK adalah memastikan makanan yang diolah tiap hari harus masuk ke mulut para anak asuh.
"TPK itu memantau setiap hari, dia yang masak makanan, mengantarkan makanan, dan memastikan makanan itu dimakan dengan si anak. Itu dipantau terus," ungkap Istiqomah lagi.
Kemudian, khusus anak asuh yang diasuh oleh DKP3A Kaltim itu akan diperiksa perkembangannya tiap bulan. Caranya dengan mengukur tinggi dan berat badan si anak.
"TPK yang akan distribusikan makanan itu setiap hari. 10 anak itu tinggal di satu kelurahan," tandasnya.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024, Begini Jawaban Shin Tae-yong
- BRIDA Jaring Pelajar Potensial untuk Persiapkan Generasi Periset dan Peneliti di Wilayah Kaltim
- Tingkatkan Kualitas Riset, BRIDA Kaltim Gencar Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi dan Perusahaan Luar Negeri
- Pj Gubernur Kaltim Soroti Penanganan Kasus Muara Kate, Akan Bangun Komunikasi dengan Polda dan 48 Inspektur Tambang
- Pj Gubernur Kaltim Umumkan Kenaikan UMSK 2025 di 7 Kabupaten/Kota, Kota Bontang Catat Upah Sektoral Tertinggi