Nasional

BMKG Prediksi Musim Hujan Lebih Cepat, Berpeluang Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Network — Kaltim Today 13 September 2025 06:53
BMKG Prediksi Musim Hujan Lebih Cepat, Berpeluang Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Ilustrasi. (Pixabay)

Kaltimtoday.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan awal musim hujan di sejumlah wilayah Indonesia akan datang lebih cepat dari biasanya. Kondisi ini dinilai dapat menjadi peluang bagi sektor pertanian untuk mempercepat masa tanam dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan sekitar 42 persen wilayah zona musim diperkirakan memasuki musim hujan lebih awal dibandingkan rerata klimatologis 1991–2020.

“Ini momentum penting untuk memajukan jadwal tanam sehingga ketahanan pangan bisa lebih terjaga,” ujarnya di Jakarta, Jumat (12/9/2025).

BMKG memperkirakan musim hujan akan berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada November–Desember 2025 di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan, serta Januari–Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Sebanyak 79 zona musim (11,3 persen) diprediksi mulai diguyur hujan pada September 2025, meliputi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, hingga Papua Selatan. Sementara itu, 149 zona musim (21,3 persen) diperkirakan memasuki musim hujan pada Oktober, termasuk Jawa, Bali, sebagian NTB, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah. Adapun sekitar 15 persen wilayah baru akan memasuki musim hujan pada November 2025, mencakup NTB, NTT, Maluku, Papua Barat, dan sebagian Papua.

Lebih lanjut, BMKG memprediksi sifat hujan pada periode 2025/2026 akan bersifat normal di 69,5 persen wilayah, sementara 27,6 persen lainnya berpotensi mengalami hujan di atas normal, terutama di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

“Jika curah hujan yang tinggi dapat dikelola dengan baik di daerah sentra pangan, ini bisa menjadi peluang besar mendukung produksi pertanian,” tambah Ardhasena.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya langkah antisipatif bagi petani dan pelaku perkebunan. Ia mengingatkan bahwa majunya musim hujan juga berpotensi menimbulkan risiko jika tidak dipersiapkan dengan baik.

BMKG merekomendasikan beberapa strategi, seperti memilih varietas tanaman tahan genangan, menyesuaikan jadwal tanam sesuai kondisi wilayah, menyiapkan benih cadangan, serta memanfaatkan asuransi pertanian. Selain itu, perlu dipastikan fungsi irigasi dan drainase tetap optimal, pengendalian hama diperkuat akibat meningkatnya kelembaban, serta pola pemupukan disesuaikan agar nutrisi tanah tidak hilang karena pencucian.

Dwikorita berharap, dengan langkah antisipasi yang tepat, produktivitas pertanian dan perkebunan tetap terjaga. Dengan demikian, percepatan musim hujan bukan menjadi ancaman, melainkan peluang untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

[RWT] 



Berita Lainnya