Daerah

Buntut dari Pemutusan Tenaga Honorer di Bawah Dua Tahun, Pejuang SIGAP di Berau Dinonaktifkan Sementara

Kaltim Today
05 Februari 2025 07:44
Buntut dari Pemutusan Tenaga Honorer di Bawah Dua Tahun, Pejuang SIGAP di Berau Dinonaktifkan Sementara
Kepala DPMK Berau, Tenteram Rahayu. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Berau - Program Pejuang Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan (SIGAP) Sejahtera di sejumlah kampung sementara harus di nonaktifkan. Kebijakan tersebut menyusul ketersediaan pelaku SIGAP yang hanya tersisa 12 orang dari 99 Kampung di Kabupaten Berau. 

SIGAP Sejahtera merupakan program pendampingan untuk memfasilitasi 99 kampung di 12 kecamatan di Kabupaten Berau yang erfokus pada pembangunan kampung di Kabupaten Berau melalui tata kelola pemerintahan kampung, tata kelola sumber daya alam, dan pengembangan ekonomi kampung.

Progam SIGAP Sejahtera pun menjadi salah satu progaram unggulan pada masa kepemimpinan Bupati Berau Sri Juniarsih-Gamalis. Minimalnya, per kampung mendapatkan 1 Pejuang SIGAP.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Berau, Tentram Rahayu menjelaskan, penonaktifan SIGAP ini merupakan buntut dari pengurangan tenaga kerja honorer di bawah dua tahun. Masalah inipun, dialami oleh tenaga kesehatan maupun tenaga pendidik di Berau.

Sebab, perekrutan pejuang SIGAP mendapatkan honor dari APBD Berau melalui Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) Kecamatan dan dikontrak selama satu tahun hingga diperpanjang, jika sesuai dengan kinerja.

“Memang kita tidak bisa melanggar aturan, jadi sementara harus stop dahulu,” jelasnya.

Kendati demikian, Pejuang SIGAP yang telah bekerja minimal 2 tahun, dapat mengikuti seleksi ASN PPPK. Sejauh ini, telah ada 12 honorer yang lolos seleksi, yakni yang bekerja pada unit kampung seperti Pulau Besing, Kampung Tumbit, Kampung Labanan Jaya, Kampung Teluk Sulaiman, Kampung Balikukup dan diantara lainnya.

Sementara, masih ada 39 Pejuang SIGAP yang diperbolehkan untuk mengikuti seleksi PPPK Tahap 2, sesuai dengan masa kerja minimal atau di atas 2 tahun. Namun, Tentram menegaskan, bisa jadi dari 39 kuota dapat berkurang, sesuai keinginan para Pejuang SIGAP untuk mengikuti seleksi.

“Sejauh ini, banyak Pejuang SIGAP yang bekerja lebih dari 2 tahun, ada yang 5-6 tahun. Tapi, ada juga yang hanya satu tahun dan tidak perpanjang kontrak,” ungkapnya.

Apalagi, setiap 6 bulan sekali Pejuang SIGAP melakukan evaluasi. Diakui, tak mudah untuk bekerja mendampingi kampung. Terutama kampung di bagian hulu Berau, yakni Kelay dan Segah. 

Tentram, belum bisa mengatakan lebih banyak terkait keberlanjutan Program Pejuang SIGAP. Apalagi, program itu menjadi program unggulan Kepala Daerah yang menjabat saat ini.

Sejauh ini, sesuai dari pihak Kepala Kampung (Kakam) yang melaporkan kepadanya, sekiranya 80 persen dari Kakam mengakui kinerja SIGAP Sejahtera sangat membantu suatu Kampung itu sendiri. 

Apalagi, perekrutan SIGAP Sejahtera memiliki kualifikasi tersendiri. Dan lebih unggul di bidang informatika, untuk dapat mendampingi Kampung. Tidak hanya itu, SIGAP juga dianggap dapat membantu dalam peningkatan sumber daya manusia dan peningkatan potensi kampung. 

Tentram menambahkan, seperti contoh lainnya, satu persatu perkampungan di Bumi Batiwakkal berhasil raih prestasi dikancah nasional dan terlihat juga dampak positif dari pendampingan SIGAP  berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) dimana desa mandiri setiap tahun meningkat.

“Menurut saya, urgensi untuk adanya SIGAP kembali juga lumayan sangat penting,” tutupnya.

[MGN | RWT]



Berita Lainnya