Balikpapan
Cegah Virus Corona, KKP Balikpapan Periksa Puluhan Kapal Asing Beserta 436 ABK
Kaltimtoday.co, Balikpapan - Wabah virus Corona dari Wuhan, Cina terus merebak. Sejumlah negara terus meningkatkan pengawasannya. Meski belum ada yang teridentifikasi di Indonesia, pasalnya negara kepulauan ini juga terus memperketat pengawasannya di setiap daerah. Seperti yang dilakukan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Balikpapan di perairan Pondong Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser.
Diketahui, di perairan ini sebanyak 36 kapal asing, yang mana 20 kapal di antaranya berasal dari negeri tirai bambu diperiksa petugas secara seksama. Dijelaskan Koordinator Wilayah Kerja Tanah Grogot, KKP Kelas II Balikpapan Harzan Khair dalam pemeriksaannya, total anak buah kapal (ABK) China yang diperiksa sebanyak 436 orang.
Pemeriksaan pun dilakukan secara intensif, selayaknya standar operasional prosedur (SOP) yang telah diberlakukan. Bahkan langkah ini telah dilaksanakan sejak memasuk awal Januari silam, dan berakhir pada penutupan bulan nantinya. Bahkan saat ini, Kamis (30/1/2020), pihak KKP Kelas II Balikpapan terus melakukan pemeriksaan terhadap kapal asing.
"Satu kapal asing biasa kami lakukan pemeriksaan dari 20 sampai 30 ABK. Sedangkan yang kapal dari Cina sendiri totalnya 436 ABK yang sudah kami periksa," beber Harzan saat dikonfirmasi.
Meski banyak kapal asing di antaranya berasal dari Cina, lanjut Harzan, sejauh ini jajarannya belum menemukan adanya tanda-tanda indikasi ABK yang terpapar virus Corona. Selain China, petugas juga melakukan pemeriksaan pada beberapa kapal dari negara lainnya, seperti Singapore, Korea Selatan, Manila dan lain-lain.
"Sebelum ramai virus ini, kami selalu melakukan pemeriksaan secara intensif karena itu bagian dari SOP," imbuhnya.
Diungkapkannya lebih jauh, puluhan kapal ini tengah memuat batu bara. Pemeriksaan pun kala itu dilakukan petugas sesaat sebelum kapal melakukan bongkaran muatan batu baranya. Kapal-kapal itu, kata Harzan mengangkut batu bara milik salah satu perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kabupaten Paser.
"Rata-rata dari Cina memang, karena kontrak dengan perusahaan ekspor ke sana (Cina)," ucapnya.
Karena belum ada ditemukannya terduga virus Corona, maka aktivitas bongkar muat batu bara yang ada di perairan tersebut sejauh ini tidak mengalami kendala. Seperti biasa, hampir setiap hari kapal-kapal itu datang mengambil batu bara dan waktu perjalanan mereka dari Cina memakan waktu sekitar enam hingga tujuh hari untuk mencapai perairan pelabuhan Pondong. Sementara proses bongkar muat, biasanya memakan waktu empat hingga lima hari sekali.
"Biasanya dua hari sebelum kapal datang, para agen kapal memberikan informasi terlebih dulu jadi kami selalu melakukan pengawasan intensif," pungkasnya.
[JRO | RWT]