Kukar
Dari Kerjasama, BUMDes di Muara Badak Kukar Ekspor Lidi Nipah Sampai Arang
Kaltimtoday.co, Tenggarong - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kutai Kartanegara (Kukar) terus berlomba-lomba mengembangkan berbagai jenis bidang usaha dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dan kesejahteraan masyarakat desa. Bahkan, limbah agrikultur yang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang ternyata mempunyai nilai ekonomis cukup menjanjikan disejumlah negara.
Hal ini telah dilakukan 4 BUMDes di Kecamatan Muara Badak yang bekerjasama dengan CV Masagenah untuk mengeskpor bahan lidi nipah, lidi sawit dan arang dari kayu habalan. Diketahui 4 BUMDes terdiri dari Karya Prima Desa Salo Palai, Batu-Batu, Muara Badak Ulu dan Saliki.
Bendahara BUMDes Karya Prima, Sudirman mengatakan, awalnya dipertemukan oleh pendamping desa dengan perusahaan dan memceritakan jika membutuhkan lidi nipah dan lidi sawit untuk kegiatan ekspor di luar negeri, pada 2020 lalu. Namun, perjanjian kerjasama baru dilakukan 3 bulan terakhir atau sekitar Juli 2021, dan ada 4 BUMDes yang tergabung. Sedangkan arang sudah lebih dulu, sekitar enam bulan yang lalu.
“Unit usaha dikerjasamakan yakni lidi nipah, lidi sawit dan arang. Dalam waktu sebulan 4 BUMDes bisa menghasilkan lidi sawit dan nipah sekitar 8 sampai 10 ton dan arang 5 ton,” ungkap Sudirman.
Dalam pelaksanaanya, Karya Prima melibatkan masyarakat setempat sebanyak 22 orang, supaya bisa meningkatkan jumlah ketersedian bahan baku lantaran jumlah permintaan bisa mencapai puluhan ton dalam sebulan khususnya lidi. Limbah agrikultur ini sangat dibutuhkan disejumlah negara untuk bahan dasar karpet maupun genteng.
Disisi lain, bahan baku didapatkan dari masyarakat setempat, membeli dari pengerajin sekitar Rp 2 ribu perkilonya. Kedepan, tentu dapat meningkatakan perekonomian, jadi bukan hanya dari BUMDes saja yang mendapatkan keuntungan.
Karena masih tahap awal, jumlah profit yang didapatkan terbilang sedikit sebab hasilnya akan dibagi dengan BUMDes lainnya.
“Untuk saat ini profitnya masih kecil karena produksi yang kami hasilkan masih sedikit. Profitnya masih sekitar Rp 2 juta per BUMDes. Kita dapat keuntungan perkilo dari perusahaan sekitar Rp 1.000,” ungkapnya.
Disamping itu, permintaan arang belum semuanya bisa terpenuhi karena terkendala tungku pembakaran yang terbatas. Sudirman menyebutkan, untuk menghasilkan 1 ton dibutuhkan tungku sebanyak 20 unit sekali bakar namun pihaknya cuma ada 5 unit. Dan masih dikerjakan secara manual.
“Kebutuhan ekspor kayu halaban digunakan di akhir tahun. Pada saat musim dingin, permintaan arang itu meningkat,” pungkasnya.
[SUP | NON | ADV PROKOM KUKAR]
Related Posts
- Selama 2023, Pemprov Kaltim Beri Bantuan Dana Desa Rp50 Juta dan BUMDes Rp60 Juta per Unit
- Asisten III Kukar Harap BUMDes Jeli Melihat Peluang Usaha di Desa
- IKN Berdampak terhadap Peningkatan Produk UMKM di Kutai Kartanegara
- Dekat Pusat Perkotaan, Irwan Sayangkan Kondisi Jalan Usaha Tani Kelurahan Bukit Biru Belum Layak
- Program Sandes dan BSPS Sasar Ribuan Warga Kaltim