Internasional
Demo Berdarah di Nepal, Istri Mantan Perdana Menteri Tewas Dibakar Hidup-Hidup di Rumahnya

Kaltimtoday.co - Gelombang demonstrasi besar-besaran di Nepal berubah menjadi tragedi kemanusiaan. Amukan massa yang tak terkendali menewaskan Rajyalaxmi, istri mantan Perdana Menteri Nepal, dalam insiden mengerikan yang mengguncang ibu kota Kathmandu.
Kerusuhan pecah ketika ribuan demonstran menyerbu berbagai fasilitas publik dan rumah para tokoh politik. Salah satu serangan paling brutal terjadi di kediaman keluarga mantan PM di kawasan Dallu, Kathmandu.
Menurut laporan Times of India pada Rabu (10/9/2025), Rajyalaxmi tidak hanya menjadi korban kebakaran. Sebelum api melalap rumahnya, ia lebih dulu mengalami penyiksaan keji dari massa sehingga tidak mampu menyelamatkan diri. Ia sempat dilarikan ke Kirtipur Burn Hospital, namun nyawanya tidak tertolong.
Sementara itu, mantan PM Nepal Jhalanath Khanal—yang menjabat pada Februari hingga Agustus 2011—tidak berada di rumah saat kejadian berlangsung.
Kematian tragis Rajyalaxmi memperlihatkan betapa brutalnya kerusuhan yang melanda Nepal. Aksi anarkis massa tidak hanya menyasar rumah mantan pemimpin, tetapi juga berbagai simbol kekuasaan dan fasilitas umum.
Beberapa lokasi yang diserang antara lain rumah mantan Menteri Keuangan Ramsaran Mahat di Kapan,
Gedung Mahkamah Agung dan kompleks administrasi Singhdurbar, Kantor Presiden di Maharajgunj dan kediaman Perdana Menteri di Baluwatar. Kemudian kantor media Kantipur Television di Tinkune serta sejumlah pos polisi.
Tak hanya itu, rumah mantan PM Sher Bahadur Deuba di Budhanilkantha juga menjadi sasaran. Video yang beredar luas menunjukkan Deuba dan istrinya, Menteri Luar Negeri Arzu Rana, diserang secara fisik hingga Arzu mengalami luka ringan.
Aset bisnis yang terafiliasi dengan politisi Nepal juga tidak luput dari kerusuhan. Hotel Hilton Kathmandu—yang sebagian sahamnya dimiliki putra Deuba—dan Sekolah Ullens milik Arzu Rana ikut menjadi korban perusakan.
Rumah mantan PM Baburam Bhattarai di Tokha pun diserang. Saksi mata menyebut keluarganya terpaksa memohon ampun agar tidak menjadi korban. Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel bahkan dipukuli massa di jalanan, dan rekaman insiden tersebut viral di media sosial.
Di tengah situasi kacau, Presiden Nepal Ramchandra Paudel menyerukan penghentian kekerasan. Ia menegaskan bahwa aspirasi rakyat seharusnya disampaikan lewat dialog, bukan dengan pertumpahan darah.
“Saya mengimbau masyarakat untuk menahan diri, menghentikan kekerasan, dan mencari solusi melalui perundingan. Demokrasi hanya bisa berjalan dengan dialog, bukan kekerasan,” ujarnya.
Pimpinan militer, kepolisian, dan aparat keamanan Nepal juga mengeluarkan pernyataan bersama. Mereka menegaskan bahwa pengunduran diri Perdana Menteri KP Sharma Oli sudah diterima, sehingga tidak ada alasan lagi untuk melanjutkan aksi anarkis yang merusak negara.
[RWT]
Related Posts
- Seno Aji Instruksikan Pemulihan Pasca Demo, Minta Sekretariat Dewan Lakukan Perbaikan
- HIMPSI Buka Layanan Telekonseling Gratis untuk Masyarakat Terdampak Demo
- Mahasiswa Sejarah Unmul Bantah Tuduhan Kepemilikan Molotov dan Anarkisme
- Polresta Samarinda Berlakukan Rekayasa Lalu Lintas Selama Aksi Unjuk Rasa Hari Ini, Berikut Jalan yang Dialihkan
- Demo Buruh Nasional 28 Agustus 2025, Ini 6 Tuntutan Utamanya