Daerah

Dinsos Kaltim Jemput Bola Atasi Kekurangan Kuota Pelajar Sekolah Rakyat di Samarinda

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 16 September 2025 16:01
Dinsos Kaltim Jemput Bola Atasi Kekurangan Kuota Pelajar Sekolah Rakyat di Samarinda
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinsos Kaltim, Achmad Rasyidi. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Dinas Sosial Kalimantan Timur (Dinsos Kaltim) terus berupaya untuk memenuhi kuota pelajar demi kebutuhan Sekolah Rakyat di Samarinda. Pihaknya langsung terjun ke masyarakat, menawarkan program tersebut khususnya bagi keluarga yang kurang mampu.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinsos Kaltim, Achmad Rasyidi menyebut bahwa, saat ini ada tiga sekolah rakyat di Samarinda di antaranya yakni SMA Negeri 16 Samarinda, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP).

Sasaran utamanya adalah anak-anak dari atau kelompok masyarakat paling miskin, terutama mereka yang sudah tidak terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

"Untuk yang di Balai Vokasi khususnya rombel SD, masih mengalami kekurangan siswa. Kami masih terus memproses untuk mengisi kekurangan tersebut," tuturnya pada Selasa (16/9/2025).

Di samping itu, kekurangan kuota juga terjadi rombel SD khususnya di Sekolah Rakyat lokasi SMAN 16. Dari kebutuhan 50 siswa, baru ada 19 anak yang terdaftar sebagai pelajar sekolah rakyat di sana.

Rasyidi menyadari bahwa memang ada kendala dalam perekrutan pelajar Sekolah Rakyat. Meski begitu, pihaknya akan terus memenuhi kuota tersebut dengan metode jemput bola ke masyarakat.

"Jadi sudah banyak anak yang masuk ke sekolah umum. Kemudian juga ada anak yang mau masuk ke sekolah rakyat, tetapi orang tuanya masih ragu. Begitu pun sebaliknya," ucap Rasyidi. 

Di Sekolah Rakyat menganut sistem boarding school. Semua fasilitas dan kebutuhan sehari-hari pun dijamin oleh pemerintah secara gratis. Sekolah tersebut memastikan kebutuhan dasar siswa terpenuhi sehingga mereka dapat belajar dengan nyaman dan tenang. 

"Mereka tidak perlu memikirkan biaya atau kesulitan logistik, sehingga konsentrasi belajar dapat meningkat dan potensi mereka bisa digali secara maksimal. Ini adalah bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap pendidikan anak-anak kita," tutupnya.

[RWT] 



Berita Lainnya