Advertorial

Disdikbud Kukar Bakal Gelar Rangkaian Acara Erau dengan Empat Kategori Lomba Seni Budaya Kutai, Total Hadiah Capai Rp 70 Juta

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 18 September 2025 17:45
Disdikbud Kukar Bakal Gelar Rangkaian Acara Erau dengan Empat Kategori Lomba Seni Budaya Kutai, Total Hadiah Capai Rp 70 Juta
Disdikbud Kukar Gelar Technical Meeting Lomba Adat Tradisional di Ruang Serbaguna. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Rangkaian Erau 2025 di Kutai Kartanegara (Kukar) tinggal menunggu hari menuju pelaksanaan. Hadirnya ritual adat dan pesta rakyat menjadj ruang untuk pelestarian seni tradisional.

Dalam rapat technical meeting Lomba Seni Budaya Kutai, beberapa lomba diungkapkan dengan empat kategori seni khas daerah, yakni Tarsul, tari Jepen, musik tingkilan, dan lagu Kutai di Ruang Serbaguna Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Rabu (17/9/2025) sore.

Kabid Kebudayaan Disdikbud Kukar, Puji Utomo, menjelaskan ajang tersebut dirancang untuk menghidupkan kembali seni asli daerah agar tetap dikenal masyarakat.

“Kalau lagu Kutai, misalnya, yang diperlombakan adalah versi tingkilan yang tradisional, bukan versi modern. Kami ingin menampilkan kembali bentuk aslinya,” jelas Puji.

Ia menegaskan, lomba kali ini memang difokuskan pada pelestarian. Jika seni tradisional bisa dikembangkan lebih kreatif di sektor pariwisata, maka di Erau ini justru ditampilkan sebagaimana asalnya. Total hadiah yang disiapkan untuk peserta juga mecapai Rp 70 juta.

“Ini bagian dari tugas kami, pembinaan dan pelestarian budaya,” ujarnya.

Perlombaan berlangsung selama sepekan, dimulai pada Minggu (20/9/2025) mendatang. Meski terbuka lebar untuk umum tanpa batasan usia, jumlah peserta tetap dibatasi. 

“Setiap kategori maksimal 20 peserta. Kalau tidak dibatasi, pesertanya bisa luar biasa banyak. Selain itu, durasi waktu juga jadi pertimbangan,” terang Puji.

Aturan pun diberlakukan ketat. Untuk kategori Tarsul, peserta wajib membuat syair sendiri dan dilarang memuat unsur SARA, hasutan, atau penghinaan. Sementara untuk tari Jepen, penampilan harus sesuai pakem tradisional.

“Durasi tarian juga maksimal lima menit. Biasanya musik dari YouTube bisa lebih panjang, jadi kami batasi,” tambahnya.

Puji berharap lomba ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga wadah pembinaan.

 “Harapan kami, musik-musik tradisional seperti tingkilan bisa dikenal kembali. Dengan begitu, generasi sekarang bisa menikmati seni yang diwariskan sejak zaman dulu,” pungkasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR] 



Berita Lainnya